SuaraJogja.id - Taman adimarga (boulevard) dan patung logo Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) "Kembara" di Halaman Rektorat UNY baru saja diresmikan Rektor Sutrisna Wibawa, Kamis (13/2/2020). Sebelum hari peresmian, di Twitter ia sempat membagikan cerita di balik patung buatan I Nyoman Nuarta itu, seniman asal Bali yang membuat Patung Garuda Wisnu Kecana (GWK).
"Sebuah Utas. GWK, NYOMAN NUARTA, DAN UNY," cuit @sutrisna_wibawa, Rabu (12/2/2020), mengawali utasnya.
Cerita bermula ketika ia menghadiri pembukaan Pimnas Agustus 2019 lalu di GWK Bali. Ia mengaku sangat terpukai pada kemegahan GWK yang telah selesai dibangun dan diresmikan.
Rektor yang juga dikenal sebagai selebgram kocak ini mengaku mendapat cerita dari temannya soal sosok pembuat GWK, yang tak lain adalah Nyoman Nuarta.
Baca Juga:Hakim Absen di Sidang, Pria Pengancam Penggal Jokowi Batal Dituntut Jaksa
"Dari mulai kelakuan gilanya membeli tanah tandus dan berkapur yang dianggap orang enggak bermanfaat dan-buang duit saja, hingga tanah yang sedikit-sedikit itu pun akhirnya menjadi ratusan hektar," tulis Sutrisna.
Lalu, lanjut Sutrisna, Nyoman Nuarta mewujudkan ide gilanya dengan membangun GWK, sehingga tanah di sekitarnya, yang tadinya bisa dibeli dengan harga Rp27 ribu, kemudian kini naik menjadi Rp8 juta sampai Rp20 juta per meter.
"Kini area GWK menjadi komplek wisata bukan saja oleh turis domestik tapi juga mancanegara... Sejak mulai pembangunannya lo! Karena semua orang penasaran dengan ide gila Nyoman Nuarta!" ungkap Sutrisna.
Kegilaan Nyoman Nuarta ini lantas membuat Sutrisna makin penasaran hingga keinginannya untuk bertemu terwujud pada September lalu. Ia diajak ke Nuart Gallery di Kabupaten Bandung Barat, domisili Nyoman Nuarta saat ini.
Di sana, Sutrisna juga melihat patung Fatmawati milik Pemprov Bengkulu, yang pembuatannya menghabiskan biaya Rp7 miliar, sehingga Sutrisna tertegun.
Baca Juga:Buka 6.000 Tab Google Chrome, Bisa Habiskan RAM Sampai Ratusan GB!
""Wah, ternyata mahal sekali. Kalau di UNY ingin ada Patung Pak Nyoman, impossible sepertinya karena UNY enggak punya uang sebanyak itu," gurau saya," kenang Sutrisna.
Namun rupanya, menurut cuitan Sutrisna, Nyoman Nuarta tak ingin dibayar jika diminta membuatkan patung untuk UNY.
""Pak Rektor, kalau Pak Rektor yang meminta membuat patung, tolong jangan bicarakan uang dengan saya. Saya sudah enggak butuh uang. Jika UNY mau dibikinkan patung oleh saya, saya enggak minta dibayar. UNY beli sendiri bahannya: stainless, kuningan, dan tembaga, tapi saya enggak mau bahan yang dilebur dari rongsokan, itu berkarat dan enggak cocok dijadikan karya. Say ingin semua bahan itu diimpor dari Jepang seperti yang selama ini saya gunakan dalam semua karya saya. Harganya enggak jauh beda dengan harga di Indonesia, tapi kualitasnya beda jauh sekali,"" tulis Sutrisna sesuai perkataan Nyoman Nuarta dalam ingatannya.
Meski senang mendengarnya, Sutrisna juga merasa sedih karena untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan pun, UNY tak memiliki anggaran sebesar itu. Lantas, ia diminta Nyoman Nuarta untuk mencari sponsor dengan menyebutkan bahwa patung itu akan dibuat olehnya. Bahkan, seniman 68 tahun itu menawarkan bantuan untuk turut mencarikan sponsor.
Sepulang dari Nuart Gallery, Sutrisna menceritakan obrolan tersebut pada rekan sejawatnya di UNY dan mendapat tanggapan yang sangat positif.
"Teman-teman bilang, jika Nyoman Nuarta berkenan membuat patung untuk UNY, akan menjadi daya tarik tersendiri dan jadi kebanggan pula. Bukan hanya karena nama besar Nyoman Nuarta, tapi juga karena di Yogya belum ada karya Nyoman Nuarta yang besar dan menjadi ikon. Terlebih Pak Nyoman tidak mau dibayar jasa," terangnya.
Upayanya mencari sponsor pun berbuah. Ia mengungkapkan, UNY disambut hangat oleh BTN, Bank Mandiri, BNI, dan BPD DIY, yang bersedia menyokong biaya pembelian bahan patung karena tahu bahwa patung itu akan dibuat oleh Nyoman Nuarta.
Sontak, Sutrisna menghubungi Nyoman Nuarta dan diberi ide sayap Garuda, logo UNY, dan api pada logo khas Yogyakarta. Pihak kampus langsung menyetujui, dan Nyoman Nuarta juga menyanggupi serta meminta waktu dua bulan untuk membuatnya, terhitung dari Desember 2019 hingga awal februari 2020.
"Pada awal Februari patung tersebut dipotong-potong layaknya lego dan dikirim ke Yogya. Lantas setelah sampai disusun lagi, dan alhamdulillah besok tanggal 13 Februari 2020 patung tersebut akan diresmikan di Boulevard UNY. Saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk BTN, Bank Mandiri, Bank BNI, dan BPD DIY, yang mau mendorong mimpi UNY, begitu pula kepada Pak Nyoman Nuarta, yang dengan ikhlas dan sabar mewujudkannya," ungkap Sutrisna.
Lalu, sesuai dengan penutup utasnya, hari ini Kamis (13/2/2020), Patung Kembara UNY telah diresmikan.
Dilansir situs web resmi UNY, dalam sambutannya, Sutrisna menjelaskan, Kembara berarti berkelana mencari ilmu. Ia berharap, satu-satunya karya Nyoman Nuarta di perguruan tinggi itu menjadi karya seni monumental.