Pidato Lengkap Sri Sultan Hamengku Buwono X Terkait Wabah Virus Corona

Tak hanya mengingatkan untuk mengikuti arahan pemerintah, Sri Sultan juga mengimbau untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.

M Nurhadi
Senin, 23 Maret 2020 | 12:54 WIB
Pidato Lengkap Sri Sultan Hamengku Buwono X Terkait Wabah Virus Corona
Gubernur DIY Sri Sultan HB X memberi imbauan pada warga DIY soal pencegahan penyebaran COVID-19 dalam agenda Sapa Aruh: Cobaning Gusti Allah awujud Virus Corona di Bangsal Kepatihan, Senin (23/3/2020). - (SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Indonesia bersama-sama melawan dan mencegah sebaran virus corona, berbagai hal bisa dilakukan, tak hanya dari pemerintah pusat. Tapi juga dimulai dari diri sendiri.

Mendukung langkah pemerintah, Pemda DIY juga melakukan sejumlah langkah untuk menekan sebaran virus yang ditemukan pertama di Wuhan, China ini. Pada hari Senin (23/3/2020), bertempat di kompleks Kepatihan Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur DIY menyampaikan pesan bertajuk "Sri Sultan menyapa warga" sebagai berikut,

Assalammualaikum wr. wb.

Semoga kedamaian, keberkahan, dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai kita semua, Para warga Yogyakarta. Juga anak-anakku yang sedang belajar di rumah, saudara-saudaraku semuanya, saya, Hamengku Buwono, pada hari-hari ini yang sarat akan ketidakpastian, yang digambarkan oleh Pujangga Wekasan, Ranggawarsito, dalam Serat Kalatidha.

Baca Juga:Siap Tinggalkan Atletico, Thomas Partey Condong ke Arsenal ketimbang MU

Suasana tidha-tidha yang sulit diramal, penuh rasa was-was, saya mohon para warga agar bersama-sama memanjatkan doa ke haribaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, agar kita diberi petunjuk di jalan lurus-Nya, kembali pada ketenteraman lahir dan batin.

Di masa tanggap darurat bencana virus corona ini, kita harus menghadapinya dengan sikap sabar tawakal, tulus ikhlas, pasrah lahir batin, disertai ikhtiar yang berkelanjutan.

Sama seperti juga bagi saya, yang berkewajiban menjadi pamong praja beserta pamomong rakyat Yogyakarta, harus berpegang teguh pada ajaran Jawa, 'Wong sabar rejekine jembar, Ngalah urip luwih berkah'.

Suasana dualistis ini ibarat mata uang logam, di balik 'bahaya' ada 'peluang', bagaikan pedang bermata dua, bisa untuk 'membunuh musibah' atau 'bertahan hidup'.

Islam mengajarkan, di balik cobaan hari ini selalu ada berkah yang datang kemudian. Kemudahan memang tampak enak dan bisa membuat orang terlena.

Baca Juga:Positif Corona, Rudy Gobert Sempat Kehilangan Indera Penciuman

Di mana seorang pengemudi mobil mengantuk? Bukan di jalan sulit dan sempit, tetapi di jalan raya yang mulus. Pepatah Jawa mengatakan, 'kêsandhung ing râtâ, kêbêntus ing tawang'.

REKOMENDASI

News

Terkini