Operasional Pasar Dibatasi, Penjualan Ayam Hartini Terjun Hingga 75 Persen

Terhentinya sejumlah aktivitas masyarakat berpengaruh besar terhadap harga kebutuhan pokok.

Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 13 April 2020 | 12:30 WIB
Operasional Pasar Dibatasi, Penjualan Ayam Hartini Terjun Hingga 75 Persen
Seorang pedagang ayam di Pasar Bantul tengah menata dagangannya, Senin (13/4/2020). [Mutiara Rizka M / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Dampak wabah virus corona yang berlarut-larut membuat sejumlah kebutuhan pokok masyarakat mulai merangkak naik.

Salah satu pedagang kelontong di Pasar Bantul, Menik menjelaskan tiga hari belakangan harga telur mulai merangkak naik. 

"Harga telur sebelumnya Rp18.000 per kilogram, sekarang sudah Rp21.000 per kilogram," kata Menik saat ditemui di tokonya Senin (13/4/2020). 

Ia menjelaskan hal tersebut terjadi karena kebutuhan pasar mulai meningkat, sejak banyaknya pembagian sembako yang dilakukan berbagai pihak. 

Baca Juga:Pulang dari Jakarta, Satu Keluarga di Bantul Dinyatakan Positif COVID-19

Selain telur, harga daging ayam juga mulai merangkak naik. Setelah sebelumnya, sempat turun selama satu bulan. 

Pedagang ayam potong di Pasar Bantul, Hartini mengatakan harga ayam perkilogram mulai naik Rp1000 setiap hari. 

Dari sebelumnya, Rp25.000 selama tiga hari belakangan harga daging ayam naik menjadi Rp28.000. 

"Stok masih banyak, soale kan gak ada hajatan jadi  ayam murah," katanya. 

Selama bulan Maret, harga ayam dikatakan turun dari sebelumnya Rp30.000 hingga Rp32.000 menjadi Rp25.000. 

Baca Juga:Patroli Kerumunan, Satgas COVID-19 Desa Bantul Temukan Remaja Kesurupan

Hartini juga menyebutkan, selama pandemi permintaan turun hingga 75% dari penjualan di hari biasa. 

Selama pandemi, Hartini hanya membawa stok daging ayam 40 kg perharinya. Ia mengaku jumlah tersebut tidak tentu habis. 

Pada kondisi normal, Hartini biasa menjual 80kg daging ayam setiap hari. Sementara saat ada pesanan, ia dapat menjual hingga 100-150 kg. 

Dengan berkurangnya jam operasional pasar, baik Hartini maupun Menik mengaku kebijakan tersebut mempengaruhi omset dan jumlah pembeli. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini