Hama Serang Tanaman Bawang Merah Kalasan, Produksi Terancam Turun 50 Persen

Dari lahan seluas 5.000 meter persegi, dalam kondisi normal, bisa dihasilkan sebanyak 6-7 ton bawang merah.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 24 April 2020 | 13:35 WIB
Hama Serang Tanaman Bawang Merah Kalasan, Produksi Terancam Turun 50 Persen
Kondisi tanaman bawang merah yang terkena hama ulat di salah satu lahan pertanian bawang merah di Kalasan, Sleman, Jumat (24/4/2020). - (SuaraJogja.id/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Ribuan lahan tanaman bawang merah milik petani Kalasan, Sleman terserang hama ulat. Akibatnya, produksi bawang merah tahun ini terancam turun sampai 50%.

Ketua Forum Petani Kalasan Janu Riyanto mengungkapkan, lahan bawang merah yang dikelola petani tergabung dalam kelompoknya mencapai 5.000 meter dan dikelola oleh tiga petani.

Menurut dia, saat ini sedang memasuki musim ulat karena cuaca kerap terjadi hujan. Untuk mengatasi hama ulat, saat ini para petani sudah mengantisipasi dengan penyemprotan.

"Tapi tetap ada, tidak bisa serta-merta semua mati. Mungkin ulatnya mati, tapi telurnya masih, seperti itu," ungkapnya, Jumat (24/4/2020).

Baca Juga:Kontroversi Andi Taufan Garuda Putra: Surat untuk Camat Pakai Kop Istana

Adanya hama disebutnya jelas memengaruhi kualitas bawang karena daun merupakan media tanaman untuk 'memasak' makanan. Apa yang seharusnya jadi nutrisi untuk umbi bawang merah, justru dimakan oleh ulat.

Janu mengiyakan bahwa kondisi itu bakal mengurangi pendapatan petani bawang merah. Bahkan, kalau hama tidak segera ditanggulangi, petani bisa gagal panen.

"Kalau bisa tertanggulangi, tidak semua gagal, tapi ya penurunan kualitas. Misalnya seharusnya [umbi] bisa besar , jadi tidak begitu besar," kata dia.

Dari lahan seluas 5.000 meter persegi, dalam kondisi normal, bisa dihasilkan sebanyak enam sampai tujuh ton bawang merah. Bila terdampak hama ulat seperti sekarang, diperkirakan hanya bisa dihasilkan 700 kg bawang merah dari setiap 1.000 meter persegi lahan.

"Padahal bisa satu ton sampai empat ton. Bahkan bisa jadi pengurangan sampai 50%," keluhnya.

Baca Juga:Sudah 10 Hari Berjalan, Warga Bogor Masih Saja Melanggar PSBB

Musim tanam bawang merah kali ini ia akui berbeda dengan musim tanam sebelumnya, ketika lahan dan tanaman dalam kondisi baik.

"Karena COVID-19, petani juga membatasi keluar-keluar, takut kan. Maka kami dan Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) membantu pengawasan," tuturnya.

Janu mengaku, selama para petani masih mampu, mereka akan mengatasi persoalan hama ini sendiri.

"Nanti ada kewalahan, dinas biasanya support obat semprot," tegasnya.

Tanaman bawang merah Kalasan sekarang sedang memasuki masa panen menjelang Idulfitri sekaligus untuk persiapan stok setelah Lebaran.

"Karena biasanya banyak konsumsi berlebih di masyarakat. Jadi stok Lebaran biasanya menipis, jadi kami stok untuk habis setelah lebaran," paparnya.

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini