Dibuka Saat New Normal, Pengelola Wisata Pule Payung Minta Ada Pendampingan

Pembatasan waktu berlaku salah satunya di spot yang menjadi favorit pengunjung, yakni di spot angkasa.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 25 Juni 2020 | 17:55 WIB
Dibuka Saat New Normal, Pengelola Wisata Pule Payung Minta Ada Pendampingan
Simulasi kepada pengunjung yang datang ke objek wisata Pule Payung Kulon Progo, Kamis (25/6/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Pengelola pariwisata Kulon Progo berharap ada pendampingan dari Dinkes dan Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 di Kulon Progo dalam menyambut pemberlakuan new normal di beberapa objek wisata. Hal itu guna mengantisipasi munculnya ketakutan yang dikhawatirkan masyarakat terhadap karyawan objek wisata tersebut.

Pengelola wisata Pule Payung Eko Purwanto mengatakan, pendampingan berguna untuk mencipatakan suasana yang tetap kondusif di area sekitar objek wisata tersebut. Menurutnya, pendampingan dari pihak-pihak terkait dapat membuat masyarakat dan pengunjung merasa lebih aman.

"Kalau kita sudah mau dibuka, maka kami minta ada pendampingan agar masyarakat yang tidak terlibat langsung tidak menjadi takut kalau memang ada keluarganya yang bekerja di sini [Pule Payung]," ujar Eko saat ditemui awak media kala simulasi new normal di Pule Payung, Kamis (25/6/2020).

Eko mengatakan, objek wisata Pule Payung, yang terletak di Pegunungan Menoreh, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, terus beberbenah dalam menyambut new normal. Pihaknya kembali memperbaiki beberapa spot wisata dan menambahkan sarana prasarana (sarpras) penunjang protokol kesehatan Covid-19.

Baca Juga:Wisata New Normal, Tips Traveling untuk Kamu Para Introvert

Protokol kesehatan menjadi hal yang sangat diperhatikan pihaknya. Tidak hanya kepada pengunjung, edukasi punjuga diberikan kepada petugas.

"Kita sudah tambah tempat cuci tangan, yang kemarin hanya lima, sekarang sudah 20. Edukasi kepada calon pengunjung juga terus kami lakukan melalui media sosial," ucapnya.

Selain menambah sarpras, penggunaan wahana di dalam objek wisata nantinya juga akan dibatasi. Pembatasan itu bisa berupa pengurangan kapasitas orang dan juga waktu penggunaan wahana.

Eko menuturkan, dalam kondisi normal, kapasitas paling ramai di Pule Payung bisa mencapai 2.000 orang per hari. Sementara, untuk pembukaan kembali di era new normal ini, pihaknya hanya akan membatasi hingga 500-600 orang saja per harinya.

Terkait pembatasan waktu penggunaan wahana atau spot-spot wisata di Pule Payung, yang biasanya bisa dinikmati pengunjung hingga 20 menit, nantinya waktu akan dibatasi menjadi 10 menit saja. Pembatasan itu berlaku salah satunya di spot yang menjadi favorit pengunjung, yakni di spot angkasa.

Baca Juga:Rindu Naik Gunung? Ini Pesan APGI Bagi yang Ingin Wisata di Masa New Normal

Wahana lainnya masih tetap sama seperti biasa, hanya perlakuan kepada pengunjung sebelum naik ke spot tersebut yang akan diubah.

"Target kita untuk new normal ini cukup 500 pengunjung saja setiap harinya. Menurut kami, dengan jumlah itu, pengunjung cukup nyaman berwisata, tapi tetap dengan menerapkan physical distancing," tuturnya.

Dengan target yang hanya 500 orang per hari itu saja, Eko mengungkapkan sudah bisa mengantongi pendapatan kotor sebanyak Rp350 juta. Menurutnya, hasil itu masih mencukupi untuk biaya operasional yang ada.

"Kita tidak mengejar seberapa besar pendapatan, tapi paling tidak ada perputaran ekonomi, sehingga masyarakat yang kemarin sempat tak ada hasil akan ada pemasukan lagi walaupun belum maksimal," tegasnya.

Pihaknya juga tidak lupa memberikan sosialiasi kepada pedagang warung di sekitar lokasi objek wisata Pule Payung. Terhitung ada sekitar tiga warung di sekitar lokasi yang diminta untuk tetap mematuhi protokol kesehatan,  yakni dengan tetap menggunakan masker dan menata kursi supaya berjarak.

Asisten Daerah Bidang Perekonomian Pembangunan Sumber Daya Alam Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono mengatakan bahwa perisapan di Pule Payung dari sarpras dan protokol kesehatan sendiri sudah cukup lengkap. Mulai dari penambahan tempat cuci tangan, APD yang digunakan petugas, seperti masker dan face shield, hingga thermo gun, semua sudah tersedia.

"Intinya pengelola harus siap, tapi di sisi lain edukasi masyarakat juga tidak boleh berhenti agar semua pihak siap," ujar Bambang.

Dijelaskan Bambang, saat ini pihaknya tengah melakukan persiapan secara paralel dari sisi regulasi sebagai pedoman tatanan new normal untuk semua komponen pariwisata mulai dari hotel, objek wisata, hingga kuliner.

"Kita berharap sebelum nanti dibuka secara normal kembali, kita adakan tahapan uji coba terlebih dahulu untuk dapat mengetahui sampai sejauh mana kesiapan baik dari fisik sarpras dan SDM yang ada," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini