Pedagang Positif Covid-19, Satu Lagi Pasar di Bantul yang Ditutup Sementara

Bantul sudah dua kali menutup pasar dan dua kali pula menutup puskesmas terkait Covid-19.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 16 Juli 2020 | 15:26 WIB
Pedagang Positif Covid-19, Satu Lagi Pasar di Bantul yang Ditutup Sementara
[Ilustrasi] Pembeli berbelanja di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (30/6). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJogja.id - Pasar Bantengan memperpanjang daftar pasar yang ditutup akibat adanya kasus pedagang yang dinyatakan positif Covid-19. Pasar yang berada di Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul ini ditutup selama tiga hari mulai Kamis (16/7/2020) sampai dengan Sabtu (18/7/2020).

Penutupan Pasar Bantengan dikonfirmasi langsung oleh Camat Banguntapan Fauzan Mu’arifin ,yang mengatakan bahwa penutupan itu dilakukan untuk proses sterilisasi pasar. Nantinya di pasar tersebut akan dilakukan penyemprotan disinfektan oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul.

“Memang dari hasil tes swab yang sudah dilakukan kemarin ada pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19," kata Fauzan, saat dihubungi awak media, Kamis.

Diketahui pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut merupakan seorang perempuan berusia 45 tahun. Saat ini pedagang pasar yang bersangkutan sudah dirawat di RS Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC) Bambanglipuro, Bantul.

Baca Juga:Gairah Perusahaan untuk IPO Masih Ada di Tengah Pandemi

Penutupan pasar di Bantul ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya juga sudah terjadi penutupan pasar yang dimulai sejak pekan lalu, di antaranya Pasar Sungapan, Sedayu dan Sorobayan.

Tidak hanya pasar saja yang pernah dilakukan penutupan karena adanya kasus positif Covid-19. Fasilitas publik lainnya seperti Puskesmas Banguntapan 1 dan Banguntapan 2 juga sudah sempat ditutup karena terdapat satu nakes yang diketahui positif Covid-19.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Agus Budi Raharja menuturkan, tracing telah dilakukan terhadap orang-orang yang sekiranya melakukan kontak erat dengan pedagang tersebut. Selanjutnya, Dinkes Bantul akan mendata dan mewajibkan orang dengan kontak erat untuk menjalani rapid test.

"Nanti kalau memang reaktif akan langsung dilakukan swab test juga kepada yang bersangkutan," ungkap Agus.

Dikatakan Agus, hingga saat ini sudah ada sekitar 30 pasien yang dirawat di RSLKC. Namun menurutnya, kapasitas tempat tidur di rumah sakit tersebut masih mencukupi untuk menampung jika ada pasien baru.

Baca Juga:Rapid Test di Pasar Keputran Surabaya, 37 Pedagang dan Pembeli Reaktif

“Kesembuhan pasien juga tergolong tinggi, jadi ketersediaan tempat tidur masih cukup sampai saat ini," ucapnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul Sukrisna Dwi Susanta mengatakan, Pasar Bantengan tidak berada di bawah pengelolaan pihaknya. Pasar itu diketahui berada di bawah pengelolaan Dinas Pengendalian Penduduk KB Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPPKPMD) Bantul.

“Sampai saat ini memang terhitung sudah ada tiga pasar yang sempat ditutup. Namun Pasar Bantengan tidak termasuk di bawah kewenangan kita,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini