Bukit Gundul di Sleman Viral, Warga Ingat Soal Pesan Leluhur

Di bagian timur bukit tersebut, atau tepatnya di sisi Jalan Godean Seyegan, ada sebuah jalan tanah untuk masuk ke area bukit.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 29 Juli 2020 | 07:58 WIB
Bukit Gundul di Sleman Viral, Warga Ingat Soal Pesan Leluhur
Perbukitan di Sleman yang gundul karena aktivitas pembangunan perumahan-Harian Jogja - Hery Setiawan (ST18)

SuaraJogja.id - Sebuah foto perbukitan yang habis digunduli di Kabupaten Sleman viral di Twitter. Warga di sekitar perbukitan Seyegan itu pun khawatir jika lingkungan terdampak proyek pembangunan perumahan tersebut.

Salim (61), warga Desa Margoluwih, mengaku belum merasakan dampak negatif dari penggundulan bukit. Hanya saja, ia tak menampik bahwa penggundulan bukit berpotensi menimbulkan dampak buruk.

Ia pun teringat akan pesan-pesan para leluhurnya bahwa gunung atau bukit adalah unsur alam yang mampu melindungi manusia dari bahaya bencana, terutama potensi terjadinya angin kencang.

“Sebenernya menurut orang tua dulu, gunung itu kan bandulnya Bumi, pohon-pohon buat penahan angin. Nah, kalau gunungnya sudah habis anginnya terasa lebih kencang kan?” ujarnya menggunakan bahasa Jawa halus kepada Harianjogja.com -- jaringan SuaraJogja.id -- kala beraktivitas di sawah yang lokasinya tepat di sisi barat Bukit Gunung Gedang.

Baca Juga:Dicekoki Miras, Residivis di Sleman Sembunyikan Motor Trail Teman di Hutan

Ia juga mengatakan bukan cuma Bukit Gunung Gedang saja yang digunduli. Tak jauh dari situ, sejumlah alat berat juga terlihat beroperasi di Bukit Kwagon. Bukit tersebut berlokasi di perbatasan antara Desa Sidorejo, Kecamatan Godean dan Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Sleman. Belum ada informasi yang jelas terkait tujuan dari aktivitas alat berat di bukit tersebut.

Sebelumnya sebuah kiriman dari pemilik akun Twitter @calondolanan mengundang perhatian sejumlah warganet. Kiriman tersebut berisi pemandangan bukit di wilayah Sleman barat yang tampak gundul. Pemilik akun menilai bahwa penggundulan bukti tersebut merupakan eksploitasi terhadap alam.

Tanggapan pun datang dari pemilik akun Twitter bernama Calon Bupati Sleman ini. Ia menyoroti perizinan yang belum jelas terkait aktivitas tersebut. Berunglang kali ia menandai akun Bupati Sleman Sri Purnomo dan Pemkab Sleman untuk dimintai kejelasan, tapi sayang, belum ada respons yang datang dari pihak pemerintah daerah.

Menurut pantauan pada Selasa (28/7/2020) sore, lokasi bukit gundul yang dimaksud berada di perbatasan antara Kecamatan Seyegan dan Kecamatan Godean. Terdapat sebuah bukit di Dusun Klangkapan, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Sleman.

Warga setempat akrab mengenal bukit tersebut sebagai Gunung Gedang. Saat ditinjau, memang, kondisinya sudah gundul. Hanya tersisa tumbuhan serta pepohonan yang masih bertahan.

Baca Juga:Lima Anggota Keluarga Terlibat Kecelakaan di Sleman, Satu Orang Tewas

Tak hanya itu, sejumlah alat berat pengeruk tanah juga terlihat tengah beroperasi di pucuk bukit. Ada pula alat berat yang beroperasi di badan bukit. Alat berat tersebut mengeruk material lalu mengangkatnya ke dalam truk.

Di bagian timur bukit tersebut, atau tepatnya di sisi Jalan Godean – Seyegan, ada sebuah jalan tanah untuk masuk ke area bukit. Wujudnya mirip seperti pintu masuk kendaraan proyek. Beberapa truk pengangkut juga terlihat lalu lalang membawa material turun dari atas bukit.

Terlihat pula papan identitas proyek beserta nama pengembangnya. Tertulis di sana bahwa proyek tersebut merupakan milik pengembang bernama The Panorama Resort.

Arif, salah seorang yang berjaga di pintu masuk tersebut, mengatakan bahwa Bukit Gunung Gedang dulunya milik warga setempat. Lalu pihak pengembang membelinya untuk kelak dijadikan perumahan. Jumlah unitnya, menurut Arif, bisa mencapai 300 unit. Ia juga mengatakan, sudah ada sekitar 20 orang yang berminat membeli aset di wilayah tersebut.

Pengerjaan proyek itu, katanya, sudah berlangsung selama satu tahun. Targetnya tiga hingga empat tahun mendatang sudah bisa dimulai.

“Ngurugnya sampai selesai. Nanti bukitnya disisain 5 meter,” katanya saat ditanya sampai kapan pengerukan bukit berlangsung.

Sayangnya, Arif tak mengerti pasti berapa tinggi bukit Gunung Gedang saat ini. Begitu pula dengan tinggi bukit sebelum menjadi gundul karena dikeruk oleh alat berat.

Aktivitas pengerukan tanah rupanya tak hanya dilakukan oleh pihak pengembang. Di sisi barat bukit Gunung Gedang, sejumlah mobil bak terbuka juga tampak tertatih menaiki bukit. Kondisi jalan yang berupa tanah serta medan yang cukup curam membuat pengemudi cukup kesulitan untuk menjangkau badan bukit.

Mobil-mobil tersebut, menurut keterangan Arif, adalah milik warga setempat yang digunakan untuk mengangkut sisa-sisa tanah liat alias lempung. Sebelum pihak pengembang datang, aktivitas itu sudah berlangsung sejak lama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini