SuaraJogja.id - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sleman menyebutkan bahwa Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) keliru ribuan data pemilih dalam merekapitulasi daftar pemilih hasil pemutakhiran (DPHP) Pilkada Sleman 2020.
Ketua Bawaslu Sleman Kareem Mustofa mengatakan, proses rekapitulasi DPHP berlangsung sejak Rabu (2/9/2020) hingga Kamis (3/9/2020) di 17 kapanewon. Sementara itu, coklit diselenggarakan pada 15 Juli 2020–13 Agustus 2020.
Berdasarkan laporan hasil pengawasan yang disampaikan Panwaslu Kecamatan se-Sleman, terdapat kekeliruan penjumlahan data pemilih ke dalam formulir rekapitulasi pada kolom pemilih A.KWK 3.352. Kekeliruan data pemilih terdapat di dua kapanewon, yakni Gamping dan Minggir.
Kareem menyebutkan, kekeliruan penjumlahan data pemilih A.KWK di Kapanewon Gamping terjadi di seluruh kalurahan dan seluruh TPS.
Baca Juga:Bawaslu Umumkan Deretan Kerawanan Pelanggaran Pilkada di Masa Pendaftaran
Sebelum menghadiri rapat pleno rekapitulasi, Panwaslucam Gamping bersama Bawaslu terlebih dahulu mengecek hasil pleno rekapitulasi DPHP tingkat kalurahan yang dilakukan PPS se-Kapanewon Gamping.
Di kapanewon tersebut, kekeliruan penjumlahan data pemilih A.KWK di Gamping terjadi di Kalurahan Balecatur, Ambarketawang, Banyuraden, Nogotirto, dan Trihanggo.
"Dari hasil pengecekan itu, diketahui terdapat selisih sebanyak 3.351 pemilih yang telah ditetapkan di dalam pleno seluruh PPS," kata Kareem, Jumat (4/9/2020).
Jumlah yang seharusnya tercatat 72.017 pemilih, sambung Kareem. Namun saat itu, jumlah keseluruhan hasil pleno rekapitulasi di PPS hanya berjumlah 68.486 pemilih.
Kareem menambahkan, kekeliruan penjumlahan data pemilih A.KWK itu telah diakui PPK Gamping saat hendak memulai rapat pleno rekapitulasi DPHP tingkat Kapanewon.
Baca Juga:Anggaran Pilkada Serentak 2020 Cair 100 persen Pekan Depan
Di saat yang sama, dilakukan proses pembetulan angka pemilih A.KWK hasil rekapitulasi tingkat kalurahan oleh masing-masing PPS di forum pleno kapanewon.