SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa membagikan perjalanan kulinernya di sekitar Jogja. Kali ini ia menunjukkan salah satu kuliner bebek khas Klaten yang berbeda dengan lainnya. Dimasak selama lima jam, daging bebek ini lembut saat dikunyah.
Butet kali pertama mengenal Bebek Bu Darman dari salah seorang rekannya yang datang berkunjung. Saat itu, temannya membawakan dia bungkusan sajian bebek. Di atasnya, tertera alamat penjualan Bebek Bu Darman ini.
Setelah berkunjung ke tempatnya langsung, Butet menemukan sajian bebek bacem. Berbeda dengan sajian bebek yang terkenal pada umumnya dengan paduan sambel kosek, sajian bebek kesukaannya diolah dengan bumbu bacem.
"Ini lain, bebek Klaten yang ini basah, bacem," ujar Butet.
Baca Juga:Dimutilasi, 11 Potongan Tubuh Rinaldi Dimakamkan di TPU Nologaten
Ditemui langsung oleh Butet, Bu Darman bercerita bahwa ia mulai menjajakan sajian tersebut sejak 1976 saat anaknya masih berusia 9 bulan. Saat itu suaminya tengah melakukan dinas kerja di Timor Timur sebagai polisi.
Sekarang, anak tersebut sudah tumbuh dewasa dan bahkan memberikan cucu untuknya. Bu Darman menceritakan, cucu pertamanya sudah menginjak bangku kuliah semester dua di Bali. Tiga orang anak Bu Darman pun besar bersama dengan bisnis bebeknya.
Bagi Butet, terlalu "sopan" jika ia harus menyantap bebek bacem Bu Darman menggunakan sendok. Dengan tangan kosong, ia mengambil sejumput daging bebek yang basah dicolekkan ke sambal berwarna merah merona dan disantap dengan nasi hangat.
Setiap kali merasakan kelezatan makanan, Butet selalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia menjelaskan, cita rasa yang ia dapat dari bebek tersebut adalah manis dan gurih, ditambah sengatan dari sambal, membuat kenikmatan dalam mulut yang luar biasa.
"Bayangkan, bebek ini direndam dalam kuah bacem dan segala bumbunya, lima jam," ujar Butet.
Baca Juga:Tenda Salat Dipasang, Jenazah Rinaldi Dimakamkan di TPU Nologaten Besok
Bu Darman ikut menjelaskan bahwa ia menggunakan bebek apkir atau tua dengan jenis betina. Menurut wanita paruh baya tersebut, bebek jenis jantan atau anak bebek tidak memiliki cita rasa yang enak saat diolah.
Cara memasaknya, setelah dipotong, bebek harus dibersihkan bulunya. Bu Darman mengakui, membersihkan bulu bebek menjadi hal yang paling sulit. Selama ini ia selalu membersihkan bulu bebek secara manual. Sebab, jika menggunakan mesin, bebek menjadi licin.
Jika menggunakan lilin, kata dia, juga akan membuat bebek memiliki rasa yang berbeda karena minyak dalam tubuh bebek keluar, sehingga saat diolah makanan daging bebek tidak akan memiliki rasa lagi. Bu Darman lantas memilih mencabutnya dengan tangan.
Ada banyak rempah yang digunakan, mulai dari ketumbar, merica, kemiri, kunir, jahe, dan salam. Bebek direbus dengan rempah-rempah selama lima jam hingga dagingnya terasa empuk dengan panci yang besar.
Saat hari libur, biasanya ia memasak dua kali lipat lebih banyak dari kebutuhan biasa. Selama pandemi, ia mengalami penurunan pembeli. Jika biasanya habis 30 bebek dalam sehari, saat ini dagangannya hanya laku antara 10 hingga 15 bebek saja per harinya.
Lihat keseruan Buntet menyantap bebek bacem DI SINI.
"Saya kan tidak berlebihan, buka dari jam 6 pagi, bebek habis ya tutup. Enggak yang masak lagi sampai buka nanti-nanti, supaya tenaganya awet," ujar Bu Darman.
Selama pandemi juga, lebih banyak pengunjung yang membawa pulang makanannya dibanding menyantap di restoran langsung. Sebab, pemerintah juga menganjurkan untuk tidak berlama-lama di ruang publik, sehingga pengunjung lebih memilih bungkus.
Sejak diunggah pada Jumat (18/9/2020), video Butet menikmati kuliner di Klaten itu sudah disaksikan lebih dari 218 ribu kali. Ada 28 pengguna YouTube yang menekan tanda jempol dan beberapa komentar mengatakan tergiur dengan cara Butet menyantap bebek.