Bermula Isi Waktu di Tengah Pandemi, Nugroho Ciptakan Pancal Bike

push bike buatan Nugroho Sigit Riyadi berbahan kayu.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 13 Oktober 2020 | 06:45 WIB
Bermula Isi Waktu di Tengah Pandemi, Nugroho Ciptakan Pancal Bike
Nugroho bersama dengan push bike buatannya di rumahnya yang berada di Karangturi, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (12/10/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Kreativitas menjadi salah satu hal yang paling dibutuhkan seseorang saat situasi pandemi Covid-19 seperti ini. Tidak hanya sekedar untuk mengisi waktu luang, tapi juga lebih dari itu untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Seperti yang dilakukan oleh Nugroho Sigit Riyadi (37), warga Karangturi, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul yang berhasil menciptakan inovasi dengan memproduksi push bike atau balance bike bernama Pancal Bike

Jika biasanya push bike terbuat dari plastik, aluminum atau besi ringan dan sejenisnya, Nugroho menyulap sepeda roda dua tanpa pedal, rantai dan sistem penggerak lainnya itu dengan menggunakan kombinasi kayu jati belanda dan multipleks. Tak kalah dengan push bike dengan bahan baku aluminum, bentuk dan tampilan push bike karya Nugroho juga tetap memikat walau hanya dengan bahan baku kayu.

"Awal mula karena terdampak pandemi Covid-19. Waktu itu di tempat kerja masuk dengan sistem shift sehari masuk sehari libur. Terus coba buat ini [push bike], cuma buat anak sebenarnya terus dilihat tetangga dan dimasukkan sosmed ternyata responya bagus," kata Nugroho saat ditemui dirumahnya, Senin (12/10/2020).

Baca Juga:LBH Yogyakarta: Korban Kekerasan Seusai Demo Ricuh di DPRD DIY Alami Trauma

Nugroho bersama dengan push bike buatannya di rumahnya yang berada di Karangturi, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (12/10/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Nugroho bersama dengan push bike buatannya di rumahnya yang berada di Karangturi, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (12/10/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Dari situ, Nugroho mulai semakin termotivasi untuk membuat lebih banyak push bike dengan bahan kayu tersebut. Memasuki bulan Mei hingga awal April, Nugroho terus memfokuskan kegiatannya untuk produksi di rumahnya.

Dijelaskan Nugroho, pembuatan push bike sendiri cukup sederhana. Bermula dari membuat pola atau rancangan sepeda itu. Kemudian mencari kayu yang cocok untuk selanjutnya dipotong agar bisa dijadikan kerangka.

Setelah semuanya terpotong sesuai dengan pola yang sudah dibuat di awal, lalu disatukan dengan sekrup dan baut. Bagian stang juga disatukan tersendiri menggunakan engsel pintu di bagian leher.

Hal itu untuk membuat gerak stang menjadi lebih dinamis sehingga bisa digerakan ke kiri dan kanan. Pasalnya stang menjadi bagian yang krusial yakni sebagai pusat kendali sepeda tersebut. Sementara itu bagian roda, menggunakan roda mati atau solid.

"Kalau umumnya ukuran panjang sepeda ini 40 centimeter dengan tinggi 45 centimeter. Ukuran ini sudah sangat cocok untuk latihan anak-anak usia 1,5 tahun hingga TK. Sesuai namanya, sepeda ini tujuannya adalah untuk melatih keseimbangan, sebelum anak memakai sepeda normal," ucapnya.

Baca Juga:Kasus Covid-19 di DIY Tambah 35 Pasien Baru, Sleman Masih Terbanyak

Nugroho menyampaikan bahwa produksi push bike dengan bahan kayu ini menjadi suatu tantangan tersendiri. Pasalnya ia belum pernah menggeluti bidang kerajinan berbahan kayu selama ini.

Meski begitu, kata Nugroho, ia tidak pernah lelah belajar secara otodidak dengan melihat berbagai cara pembuatan di internet. Ketekunan Nugroho terbayar, usaha yang diberi nama Pancal Bike Craft miliknya itu kini sudah diminati masyarakat di berbagai daerah.

"Penjualan sendiri kita sudah keluar kota, seperti Jawa Barat, Jakarta, Semarang, Surabaya bahkan luar Jawa juga semisal Kalimantan. Malaysia rencananya juga ada pesanan tapi masih terkendala ongkos kirim," ungkapnya.

Menurut Nugroho, untuk kelebihan push bike dengan bahan baku kayu ini adalah tampilannya yang unik dan tergolong murah. Sebab push bike karya Nugroho ini hanya dibanderol dengan kisaran harga Rp230.000-Rp400.000 tergantung model dan ukuran.

Nugroho bersama dengan push bike buatannya di rumahnya yang berada di Karangturi, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (12/10/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Nugroho bersama dengan push bike buatannya di rumahnya yang berada di Karangturi, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (12/10/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Selain harga yang murah, keunggulan lainnya terletak pada jaminan keamanan yang ada di setiap push bike tersebut. Mulai dari kayu yang dipoles hingga baut uang selalu diperhatikan ketajamannya agar tidak melukai anak-anak yang menggunakan.

"Kesulitan sebenarnya tidak ada, hanya ketersediaan roda yang menyesuaikan pesanan saja yang kadang susah ditemukan karena tidak selalu ada," tuturnya.

Nugroho menuturkan saat ini penjualan push bike lebih digencarkan melalui media sosial. Ditambah dengan penjualan secara langsung yang dilakukan di tepi jalan sekitar jalan arah barat kantor Kecamatan Banguntapan.

Dalam sehari, Nugroho menyebut hanya sanggup memproduksi 2-3 sepeda saja tergantung dengan ukuran dan model yang diharapkan. Sampai saat ini, kata Nugroho, setidaknya sudah membuat sekaligus menjual push bike buatannya sebanyak 50-70 buah.

"Usaha ini punya prospek yang cerah, jadi saya akan lebih serius lagi untuk menekuni membuat push bike ini," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak