SuaraJogja.id - Tanpa pikir panjang, tangan mungilnya langsung membuka cat warna yang sudah disiapkan. Dengan cekatan, kuas kecil yang ada di tangan kiri dan kanannya meliuk-liuk di atas kanvas putih.
Tenang dan santai, dua tangan anak ini secara bersamaan melukis gambar seorang manusia dan seekor hewan. Terlihat aneh memang, anak seusia itu mampu melukis dengan dua tangan sekaligus.
Tapi kenyataannya demikian, laki-laki bernama Torres Eguen Javaswistara (10) melukis dengan dua tangannya.
"Lebih enak gini, melukis pakai dua tangan. Awalnya cuma pakai satu tangan, tapi rasanya berbeda. Hasilnya malah lebih hidup kalau pakai dua tangan," jelas Torres ditemui wartawan di Karangwaru Riverside, Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Selasa (20/10/2020).
Baca Juga:Sosialisasikan Protokol Kopdar saat Pandemi, Begini Uniknya Ultah ISC DIY
Tiap cat warna dia ambil dengan kuas kecil. Sesekali, anak bertangan kidal itu mencampurkan cat hingga membuat warna lain. Sambil sesekali melukis, Torres juga berbincang mengenai tema yang paling disukai.
"Saya paling suka melukis wayang dan jatilan. Karena punya karakter bagus dan hidup, dulu juga suka nonton wayang," ungkap dia.
Torres mulai dikenalkan dengan seni lukis sejak kecil. Tiap dirinya bangun pagi selalu melihat sang ayah melukis di rumahnya. Tak hanya itu, Torres yang masih duduk di bangku kelas 4 SD Negeri Petinggen ini juga kerap diajak melukis.
![Pelukis cilik asal Yogyakarta, Torres Eguen Javaswistara bersama adik dan ayahnya menunjukan piagam di Karangwaru Riverside, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Selasa (20/10/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/original/2020/10/20/85048-pelukis-cilik.jpg)
"Mulai usia 3 tahun saya sudah suka gambar. Ya gambarnya masih berantakan. Mulai tambah usia kalau pulang dari jalan-jalan juga suka menggambar apa yang saya lihat," ujarnya sambil menyelesaikan lukisannya.
Pertama kali karakter yang dia lukis adalah hewan-hewan. Saat itu dirinya tengah pulang dari Gembiraloka Zoo, Kota Yogyakarta. Melihat banyak hewan di sana, Torres lalu membuat sketsa dan menggambar beragam macam hewan.
Baca Juga:Ada 40 Kasus Baru Positif Covid-19 di DIY, Mayoritas dari Bantul
Sudah tujuh tahun berlalu, bakat Torres semakin terasah. Hampir 30 lukisan yang dia hasilkan diatas kanvas. Berbagai tema telah ia buat saat mengikuti sejumlah lomba melukis baik di tingkat kota bahkan provinsi.
Ayah Torres, Gunawan Edi Santosa (42) menerangkan bahwa keluarganya memang memiliki darah seni. Adik-adik Gunawan juga memiliki kemampuan seni terutama seni lukis. Menurutnya bakat melukis ini turun kepada Torres.
Berbagai lomba dan kegiatan melukis di alam terbuka kerap diikuti anak sulung dari dua bersaudara ini. Menurut Gunawan hal itu memicu anaknya untuk mengenal gaya atau karakter pilihannya ketika melukis.
Tak ada tuntutan yang diberikan Gunawan kepada anaknya. Ia menilai jika seniman harus memiliki gaya sendiri tanpa harus dipaksa.
"Tidak ada gaya melukis yang saya berikan. Tapi memang dia punya idola pelukis seperti Klowor Waldiyono dan seniman lukis yang ada di Jogja. Jadi saya biarkan sendiri menemui karakter dan gaya melukis," ungkapnya.
Berbicara soal prestasi, lukisan Torres sempat dipamerkan di Kyoto, Jepang. Saat itu, dirinya mengikuti lomba bertema Covid-19 dan mendapat apresiasi oleh juri. Karyanya mendapat antusias cukup baik.
- 1
- 2