SuaraJogja.id - Belum selesai persoalan ketersediaan ruang ICU khusus Covid-19 di Kabupaten Sleman namun kasus penambahan terus terjadi. Bahkan tidak sedikit, tercatat pada Kamis (3/12/2020) kemarin terjadi penambahan yang cukup banyak lagi yaitu 107 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hasrtaryo, mengatakan penambahan terkonfirmasi positif Covid-19 yang cukup tinggi ingin adalah hasil dari tracking kontak erat dan screening kepada karyawan kesehatan. Diakui Joko, kasus penambahan di Sleman dalam beberapa hari terakhir masih sulit untuk dikendalikan penambahannya.
"Penambahan kemarin itu sebagian besar dari hasil tracking kontak erat pasien Covid-19 dan beberapa screening karyawan kesehatan,” kata Joko saat dikonfirmasi awak media, Jumat (4/12/2020).
Joko menyebut ruang perawatan untuk pasien Covid-19, di fasilitas kesehatan (faskes) darurat Asrama Haji DIY dan Rusunawa Gemawang masih cukup. Sedianya dua faskes itu memang difungsikan untuk merawat pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tanpa gejala hingga bergejala ringan.
Baca Juga:Tak Semua Zona Merah, Ini Beberapa Wilayah di Sleman yang Masih Zona Hijau
Disampaikan pihaknya pun telah menyiapkan beberapa antisipasi jika memang dua fakses tersebut itu penuh. Salah satunya dengan menambah ruang atau faskes baru di tempat lain.
"Jika memang nanti kapasitas dua faskes darurat itu penuh. Pasien tanpa gejala atau gejala ringan akan dirawat di Asrama Universitas Aisyah (Unisa) Yogyakarta," tuturnya.
Masih terus bertambahnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi perhatian khusus oleh semua pihak. Joko senantiasa mengimbau masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, cuci tangan dengan sabun hingga menjaga jarak atau tidak berkerumun saat beraktivitas.
“Ya protokol kesehatan itu wajib dan tidak boleh kendor. Selalu harus digencarkan," tegasnya.
Selain penerapan protokol kesehatan, pihaknya juga terus melakukan tracking maupun screening kepada kelompok-kelompok yang masih berpotensi terpapar Covid-19. Instansi pendidikan hingga karyawan perkantoran dan kesehatan menjadi yang tidak luput untuk dites.
Baca Juga:Beredar Poster Digital Donasi ke Pengungsi Merapi, Ini Kata Pemkab Sleman
Tercatat hingga Kamis (3/12/2020) pukul 19.30 WIB, secara kumulatif kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sleman sudah mencapai 2.970 orang. Dengan rincian 807 orang masih dirawat, kesembuhan 2.188 orang dan meninggal 45 orang. Selain itu dari jumlah tersebut ada 567 orang yang bergejala sedangkan 2.403 orang tanpa gejala.
Sebelumnya Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sleman Shavitri Nurmala Dewi, mengatakan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan isolasi mandiri kepada pasien Covid-19 di Sleman. Pertimbangan itu muncul sebagai langkah antisipatif yang dilakukan Pemkab Sleman jika dua fasilitas kesehatan yang telah disediakan yakni Asrama Haji dan Rusunawa Gemawang penuh.
"Kalau perawatan OTG selama ini memang di dua faskes darurat itu. Kapasitas totalnya sendiri ada 212 kamar. Namun kalau terus menerus meningkat secara drastis Pemkab Sleman juga kewalahan," ujar Evi.
Kendati begitu tidak serta-merta opsi isolasi mandiri untuk OTG bisa langsung dilaksanakan. Masih perlu sosialisasi lanjutan kepada masyarakat agar paham langkah-langkah seperti apa yang memang perlu disiapkan jika benar isolasi untuk OTG akan dilakukan.
Evi menjelaskan bahwa dalam menjalani karantina di rumah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Hal itu demi menciptakan keamanan bagi lingkungan sekitarnya.
"Sebenarnya selama ini, isolasi mandiri sudah diberlakukan tapi baru terhadap beberapa pasien saja," sebutnya.