Selama Pandemi, Banyak Pasien Kanker di DIY Gagal Operasi

Padahal, prevalensi kanker di DIY di atas angka nasional saat ini, yang mencapai 4,1/1.000 penduduk.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 02 Februari 2021 | 19:10 WIB
Selama Pandemi, Banyak Pasien Kanker di DIY Gagal Operasi
Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)

SuaraJogja.id - Pandemi COVID-19 membuat banyak masyarakat yang memliki penyakit bawaan atau komorbid takut pergi ke rumah sakit. Banyaknya rumah sakit yang akhirnya menjadi rujukan pasien COVID-19 pun membuat para pasien penyakit lain, termasuk kanker, kesulitan, bahkan gagal untuk operasi.

"Awal-awal pandemi pada Maret-Juni [2020] lalu kan sangat mencekam, sehingga banyak pasien kanker yang takut untuk datang ke rumah sakit maupun operasi padahal ada keluhan. Operasi pun akhirnya banyak yang tertunda," ungkap Ketua Perhimpunan Onkologi DIY Mardiah Suci di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (2/2/2021).

Padahal, prevalensi kanker di DIY di atas angka nasional saat ini, yang mencapai 4,1/1.000 penduduk.

Di tingkat nasional pun, dari 270 juta penduduk Indonesia, terdapat hampir 400 ribu kasus kanker baru. Dari jumlah itu, 239 ribu pasien meninggal dunia.

Baca Juga:Lakukan USG, Calon Ibu Ini Kaget Janinnya Nampak Seperti Pakai Masker

Tertundanya operasi tersebut, lanjut Mardiah, membuat jadwal operasi pasien kanker di rumah sakit, termasuk RSUP Dr Sardjito, menumpuk di bulan Juli 2020. Banyak pasien harus antre untuk mendapatkan layanan yang tertunda tiga bulan lebih.

"Mulai Juli ke atas catatan pasien meningkat karena ada penundaan bulan-bulan sebelumnya," ujarnya.

Meski kapasitas bed di rumah sakit rujukan COVID-19 ditambah, lanjut Mardiah, layanan kesehatan bagi pasien kanker mulai pulih pada Juli 2020 lalu.

Untuk mengurangi kerumunan, jadwal layanan pun diubah.

Di Sardjito misalnya, akses poliklinik kanker bagi pasien kanker pun disendirikan, sehingga poliklinik tersebut menjadi zona hijau karena tidak dilewati pengunjung selain pasien.

Baca Juga:Hoaks Covid-19 Marak di Masyarakat, Apa Sih Motivasinya?

Layanan terapi pun diubah dari sebulan sekali menjadi dua bulan sekali.

Berita Terkait

Busana yang dikenakan Mayang saat menemani ayah operasi plastik turut menjadi perbincangan warganet.

lifestyle | 19:25 WIB

Nunung tak butuh waktu lama untuk siuman setelah operasi

bestie | 14:20 WIB

Ia juga meminta maaf karena suaminya juga belum bisa diwawancarai.

mamagini | 12:43 WIB

Nunung menegaskan bahwa dirinya telah merasa pasrah dengan apa yang dihadapi saat ini.

ntb | 11:38 WIB

Mudah-mudahan cepat lebih baik, cepat bisa pulang, biar bisa beraktifitas lagi,

ntb | 10:55 WIB

News

Terkini

Donasi tersebut dikumpulkan dari hasil penjualan paket buka puasa tahun 2023 Swiss-belboutique Yogyakarta.

Lifestyle | 18:46 WIB

Dinkes Sleman mencanangkan mencanangkan inovasi program Sleman Sigap Kendali dan Atasi Tuberkulosis (SIKAT TB).

News | 15:05 WIB

SIKAT TB sendiri adalah layanan komprehensif multisektor untuk menjamin akses pelayanan standar pemeriksaan terduga TB lebih efektif

News | 13:15 WIB

SIKAT TB (Sleman Sigap Kendali dan Atasi Tuberkulosis) sendiri merupakan inovasi yang dikeluarkan oleh Dinkes Sleman.

News | 13:06 WIB

Goresan tinta beraneka warna menghadirkan sisi wajah Malioboro yang seolah tak lekang oleh zaman melalui perangko yang diluncurkan.

News | 12:57 WIB

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,8.

News | 10:45 WIB

Putri Ariani yang dapat golden buzz dari Simon Cowell ternyata siswa Jogja

News | 19:34 WIB

Hal itu guna menghindari dehidrasi yang berpotensi dialami oleh para jemaah haji.

News | 18:45 WIB

jemaah juga perlu mengetahui hak dan kewajiban mereka.

News | 18:30 WIB

tersangka kasus mafia tanah kas desa akan segera disidangkan

News | 18:11 WIB

pertemuan tersebut yang merupakan rangkaian Qatar-Indonesia Year of Culture 2023

News | 18:04 WIB

warga di Dusun Sempu mendapat bantuan peralon untuk memperbaiki saluran irigasi yang terdampak longsor

News | 17:15 WIB

Sejarah kursi itu bukan hanya dimiliki oleh Ki Hadjar Dewantara, tetapi juga pernah menjadi saksi bisu kehadiran tokoh besar

News | 16:54 WIB

Disampaikan Tahrir, dari jumlah yang berangkat tersebut hampir 30 persen atau 100an orang merupakan jemaah lanjut usia (lansia).

News | 15:03 WIB
Tampilkan lebih banyak