Untuk acara tertentu, abdi dalem estri mengenakan janggan hitam sebagai atasan yang menutup semekan. Model janggan hitam seperti surjan, lengkap dengan kancing yang menutup sampai leher.
Tak hanya itu, ada juga tangkeban. Pakaian berupa kebaya model kutubaru ini paling terkenal karena sama seperti yang dikenakan RA Kartini hingga sering dijuluki kebaya "kartinian". Hanya abdi dalem estri golongan keprajan di tepas dan punya kedudukan Darah Dalem yang boleh mengenakannya.
Sementara untuk bawahannya, abdi dalem estri menggunakan jarit, atau khususnya disebut sebagai sinjang/nyamping/bebed.
5. Busana abdi dalem jaler
Baca Juga:Bisa Jadi Oleh-Oleh, 5 Makanan Khas Jogja Ini Sering Diserbu Wisatawan
Untuk abdi dalem jaler, atau laki-laki, atasan yang dikenakan disebut pranakan, dengan enam kancing di leher depan sesuai 6 rukun iman dan lima kancing di masing-masing ujung lengan, seperti 5 rukun Islam.
Kemudian, penutup kepala abdi dalem jaler adalah udheng/dhestar/blangkon, dengan adanya mondolan sebagai ciri khas udheng Yogyakarta.
Bagian menonjol di belakang bawah udheng ini berfungsi untuk menutup gelung rambut.
Sementara untuk bawahannya, sama seperti estri, abdi dalem jaler juga mengenakan jarit, yang juga dikenal dengan nama sinjang/nyamping/bebed.
Baca Juga:Idaman Wisatawan, Taman Sari Jogja Menyimpan Sejarah dan Mitos yang Unik