SuaraJogja.id - Meski berada dalam situasi terbatas akibat merebaknya pandemi selama satu tahun terakhir, pengelola Wana Wisata Mangunan tetap mempersiapkan sesuatu yang baru di musim kemarau mendatang. Salah satunya adalah destinasi wisata malam hari dengan sajian budaya khas wilayah setempat.
Ketua Koperasi Wana Wisata Mangunan Purwo Harsono mengatakan untuk menyambut musim kemarau mendatang pihaknya akan mempersiapkan destinasi wisata malam untuk dibuat lebih baik lagi. Bahkan, rencananya akan ditampilkan juga budaya khas daerah setempat.
Beberapa destinasi wisata malam yang sudah dibuka antara lain adalah Hutan Pinus Pengger, Becici, dan Lintang Sewu.
Selain itu, ada satu destinasi lainnya yang sempat diuji coba pada masa pandemi yakni wisata Seribu Batu karena pembatasan waktu selama PPKM diketahui belum ada lonjakan pengunjung.
Baca Juga:Satu Tahun Pandemi, Kondisi Wisata di Mangunan Belum Ada Peningkatan
"View malam kita yang operator memang dengan kemampuan swadaya," ujar Purwo saat dihubungi wartawan Kamis (11/3/2021).
Sementara ini, operator untuk objek wisata dengan pemandangan malam hari masih dikerjakan dengan operator swadaya. Namun, untuk menghadapi musim kemarau mendatang, Purwo mengaku pihaknya sudah mulai melakukan persiapan. Salah satunya mengenai penataan lampu dan pembagian tugas.
Jika hujan sudah tidak turun, Purwo mengaku akan melakukan uji coba wisata dua arah, yakni dari pagi sampai sore dan sore sampai malam.
Adanya pembatasan jam buka objek wisata menjadi hambatan untuk pengunjung yang kemungkinan datang dari jauh.
"Kalau pas awal itu apalagi kita kasih hiburan malam," imbuhnya.
Baca Juga:Patroli Acak di Tempat Wisata Jogja, 11 Rombongan Diminta Balik Kanan
Pada saat uji coba wisata malam di lokasi Seribu Batu, Purwo mengakui adanya antusias yang tinggi dari pengunjung. Terlebih ia menyediakan hiburan malam seperti pertunjukan musik langsung, sehingga ke depannya destinasi malam tidak hanya menyajikan pemandangan tapi juga hiburan.
Purwo akan menjadikan hiburan, termasuk tampilan budaya setempat, sebagai daya tarik destinasi wisata. Gagasan tersebut diharapkan akan menjadi ikon baru yang tidak mudah ditiru dari destinasi wisata tersebut.
"Budaya nanti akan kita jadikan andalan sebagai daya tarik," tukasnya.
Pertunjukan budaya tidak hanya sebatas sebagai pemberdayaan pelaku seni tapi juga menjadi ikon untuk tempat wisata yang bisa diandalkan. Dilakukan uji coba secara bertahap, Purwo mengatakan, pemberlakuan hiburan rencananya dilakukan di semua destinasi wisata, tergantung pada situasi dan kondisi yang memungkinkan.
Harapan ke depannya, semua tempat wisata memiliki daya tarik budaya. Ia juga berharap agar daya tarik tersebut bisa terus dikembangkan.
Namun, ketika ada perubahan juga diikuti dengan aturan baru. Rencana pentas budaya selain dilakukan secara reguler, akan ada juga acara untuk triwulan dan tahunan pada bulan purnama.