Singgung Mualaf yang Jelekkan Agama Lamanya, Petinggi NU: Miskin Spiritual

Petinggi NU soroti fenomena mualaf yang menjelekkan agama lamanya.

Galih Priatmojo
Senin, 19 April 2021 | 16:10 WIB
Singgung Mualaf yang Jelekkan Agama Lamanya, Petinggi NU: Miskin Spiritual
Wakil Katib Syuriyyah Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta, Taufik Damas. [nu.or.id]

SuaraJogja.id - Munculnya fenomena mualaf yang menghina agama lamanya belakangan ini mendapat sorotan dari berbagai pihak termasuk dari petinggi NU. Wakil Katib Syuriyyah Nahdlatul Ulama, DKI Jakarta, Taufik Damas menyebut perbuatan itu justru mencemari nama Islam.

Taufik mengatakan, mualaf yang secara terbuka menghina agama sebelumnya bisa dikatakan miskin spiritual. Bahkan, menurutnya, jiwanya gersang alias jauh dari nilai kebaikan.

“Orang-orang yang pindah agama kemudian ceramah menjelek-jelekkan agama lamanya adalah orang-orang yang miskin spiritual. Jiwa mereka gersang,” tulis Taufik di akun Twitternya seperti disitat dari Hops.id.

Bukan hanya itu, kata dia, seandainya mualaf itu menghina-hina agama terdahulu saat berceramah, lalu ada jamaah yang dengan setia mendengarkannya, maka mereka tak akan mendapat kebaikan. Sebab, secara tak langsung, mereka sepakat dengan apa yang disampaikan sang mualaf.

Baca Juga:Tak Hanya Hina Islam, Joseph Paul Zhang Salahkan NU Dalam Pembantaian PKI

 “Tidak ada kebenaran sedikit pun. Begitu pula halnya dengan orang-orang yang mau mendengarkan ceramah mereka,” tegasnya.

 Jika berkaca pada kasus sebelumnya, pernyataan Taufik mungkin bisa mengacu kepada satu sosok tertentu, yakni Ustaz Yahya Waloni. Sebab, penceramah kontroverisal tersebut merupakan mualaf yang kerap kali menghina dan mengolok-olok agama sebelumnya.

Bukan hanya merendahkan penganut agama terdahulu, dia juga kerap menghina ajaran serta isi kitab sucinya. Padahal, sebelum menjadi mualaf, dia merupakan penganut Kristen yang taat. Bahkan, dia mengaku pernah menjadi pendeta.

Berkaca pada kasus tersebut, Taufik menilai, mualaf yang hobinya menjelek-jelekkan agama terdahulu, maka pantas disebut mudharat dunia.

 “Tidak ada kebenaran terhadap mereka. Tidak ada kebaikan pada mereka. Bahkan, mereka adalah mudharat dunia,” ucapnya.

Baca Juga:Serang NU, Penghina Nabi Muhammad Jozeph Paul Zhang Juga Pembela PKI

Menurut banyak warganet, apa yang disampaikan Taufik Damas merupakan sketsa keagamaan modern. Saat ini, menurut mereka, tak sedikit jamaah yang memandang mualaf sebagai ‘label suci’. Sehingga, saat berceramah, meski kontennya kurang baik, tetap saja ramai pendengar.

“Selama ada kelompok yang suka membangga-banggakan mualaf, apalagi langsung dibaiat jadi pendakwah, itu sudah menjadi celah pintu masuk untuk merusak (Islam) dari dalam,” tulis @manuklondo76.

Sementara akun lain berpendapat, mualaf yang sebenar-benarnya tak akan berani berdakwah sebelum memiliki cukup bekal. Itulah mengapa, alih-alih menjadi guru, mereka seharusnya lebih banyak mencari guru.

“Mualaf beneran biasanya nyari guru, buku, dan ilmu. Bergerak dalam sunyi. Mualaf butuh duit biasanya nyari host, diskusi tanpa isi, harus ada yang agak kontroversial tapi udah disiapkan jawabannya,” komentar @narto_sdj.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini