Kisah Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Sarat Nilai Sejarah dan Filosofis

Masjid yang berdiri pada tahun 1587, atau tepatnya saat era Mataram Islam itu, dibangun oleh Kanjeng Panembahan Senopati.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 25 April 2021 | 07:55 WIB
Kisah Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Sarat Nilai Sejarah dan Filosofis
Sejumlah wisatawan menikmati pemandangan Bangunan Masjid Gedhe Mataram Kotagede Yogyakarta, Sabtu (24/4/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Akhirnya Raja Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya memberikan hadiah berupa tanah perdiak, atau yang sudah tidak dipungut pajak, di Hutan Mentaok ini walaupun pada awalnya beberapa pihak, termasuk salah satunya Sultan Hadiwijaya, atau murid dari Sunan Kudus, sempat mengkhawatirkan hadiah tersebut. Sebab, ditakutkan setelah tanah itu diberikan, justru akan muncul kerajaan baru.

Namun, kekhawatiran itu tidak terwujud, bahkan setelah tanah perdikan di Mentaok itu diserahkan kepada Ki Ageng Pamanahan dan Danang Sutawijaya.

Justru mereka meminta izin terlebih dulu kepada Sultan Hadiwijaya, bukan untuk menjadikan tanah Mentaok itu sebagai kerajaan baru, melainkan guna membuka Hutan Mentaok tersebut menjadi sebuah hunian.

Dari situ, kata Warisman, tanah itu berkembang terus, berawal dari padukuhan Mataram hingga berkembang menjadi Kasultanan Mataram.

Baca Juga:Suasana Salat Tarawih di Masjid Gedhe Kauman Digelar Dengan Terapkan Prokes

"Nah lalu bersamaan juga dengan dibukanya tanah tersebut berdiri Masjid Gedhe Mataram Kotagede ini. Kalau Ki Ageng Pamanahan tinggal di barat masjid, sekarang jadi makam raja Mataram," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak