Peti Jenazah Pasien Covid-19 Minim, Relawan Alumni Gelanggang Mahasiswa UGM Bantu Buat

Hingga sekarang setidaknya sudah ada lebih dari 30 peti mati yang berhasil mereka buat.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 10 Juli 2021 | 08:20 WIB
Peti Jenazah Pasien Covid-19 Minim, Relawan Alumni Gelanggang Mahasiswa UGM Bantu Buat
Proses pembuatan peti mati oleh para relawan alumni gelanggang mahasiswa UGM - (SuaraJogja.id/HO-relawan alumni gelanggang mahasiswa UGM)

SuaraJogja.id - Kasus kematian pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY masih terus bertambah. Bahkan dalam beberapa waktu terakhir kasus meninggalnya pasien Covid-19 itu melonjak cukup tinggi.

Kondisi yang memprihatinkan tersebut berdampak kepada ketersediaan peti mati. Hal itu terbukti dari sejumlah rumah sakit yang hingga saat ini masih terus membutuhkan pasokan peti mati.

Kebutuhan peti mati memang diperlukan dalam situasi pandemi Covid-19 sekarang ini. Sebab berdasarkan prosedur ketetapan yang sudah ada, jenazah pasien Covid-19 wajib untuk dimasukkan ke dalam peti mati sebelum disemayamkan.

Melihat situasi krisis ini, sekelompok orang yang tergabung dalam relawan alumni Gelanggang Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tergerak untuk memberi bantuan. Namun bantuan yang diberikan bukan dalam bentuk donasi uang melainkan ikut menyumbang pembuatan peti mati.

Baca Juga:BEM KM UGM Gagas Etalase Nasi Gratis Bantu Warga Terdampak Pandemi, Ini Dia Lokasinya

Herlambang Yudho Dharmo (57) yang merupakan juru bicara relawan alumni gelanggang mahasiswa UGM mengatakan gerakan ini bukan berfokus kepada donasi atau penggalangan dana. Melainkan pihaknya lebih berfokus kepada pengadaan peti mati itu sendiri.

"Jadi tekanannya kepada pengadaan peti bukan kita cari. Memang basisnya pada donasi tapi kami lebih ke pengadaan petinya. Kalau donasi itu nanti kita bisa membelanjakan untuk peti jadi. Tapi kita donasi untuk membeli bahan yang langsung kita buat menjadi peti begitu," kata Herlambang saat dihubungi awak media, Jumat (9/7/2021).

Herlambang menceritakan bahwa ide awal gerakan pengadaan peti ini muncul cukup spontan. Bermula dari seorang rekannya bernama Capung Indrawan yang mendapat infomasi bahwa ada banyak pasien Covid-19 meninggal dunia.

Proses pembuatan peti mati oleh para relawan alumni gelanggang mahasiswa UGM - (SuaraJogja.id/HO-relawan alumni gelanggang mahasiswa UGM)
Proses pembuatan peti mati oleh para relawan alumni gelanggang mahasiswa UGM - (SuaraJogja.id/HO-relawan alumni gelanggang mahasiswa UGM)

Dengan begitu banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal itu maka diwajibkan pula pemulasaraan jenazah hingga pemakaman harus dilakukan dengan protokol Covid-19. Namun di saat yang bersamaan ketersediaan peti mati sebagai satu ketentuan pemakaman jenazah pasien Covid-19 malah semakin menipis.

"Kalau krisis [peti mati] itu ya pemakaman tertunda. Jadi jenazah yang sudah [siap dimakamkan] ditahan lebih dari dua jam di rumah sakit dan itu akan terus bertambah dan menumpuk," ujarnya.

Baca Juga:UGM Sulap Wisma MIC Jadi Shelter Pasien Covid-19 Bergejala Ringan, Kapasitas 136 Orang

Herlambang melanjutkan kondisi itu yang membuat mereka prihatin. Terkhusus kepada para tenaga kesehatan yang ada di sana untuk mengurus para jenazah tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak