Pelaku Wisata di Pantai Depok Menjerit Imbas PPKM Level 4, Bayar Pegawai Saja Tak Sanggup

Walau tidak ada wisatawan yang datang, tetapi pemilik warung yang masih buka tetap menyediakan menu selain seafood.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Rahmat jiwandono
Jum'at, 23 Juli 2021 | 17:02 WIB
Pelaku Wisata di Pantai Depok Menjerit Imbas PPKM Level 4, Bayar Pegawai Saja Tak Sanggup
Kondisi Pantai Depok, Rabu (10/6/2020)

SuaraJogja.id - Pelaku wisata di Pantai Depok, Kabupaten Bantul terdampak dengan adanya penerapan PPKM level 4. Sebab, selama pemberlakuan kebijakan itu, tempat wisata dilarang beroperasi.

Ketua Paguyuban Warung Makan Pantai Depok, Nunik mengatakan, sebagian besar warung penjual makanan laut atau seafood tutup. Saat ini hanya ada lima sampai delapan warung saja yang buka.

"Warung yang masih buka selama PPKM ini melayani kalau ada pelanggan yang ingin membeli makan seafood bagi orang yang sedang isolasi mandiri (isoman)," ujar Nunik pada Jumat (23/7/2021).

Tak jarang ada pembeli yang beli seafood mentah lantas meminta untuk dimasak sekalian.

Baca Juga:Subsidi Gaji Hanya untuk Daerah Level 4, Buruh: Pemerintah Pilih Kasih

"Biasanya ada juga orang yang mau beli seafood mentah lalu kami yang diminta untuk memasaknya," ujarnya.

Dia menyatakan, warung makan yang masih nekat buka karena tidak punya pilihan lain untuk menyambung hidup. Terlebih, mereka punya cicilan utang yang harus dibayar.

"Nek iso (kalau bisa) libur dulu untuk bayar cicilan utang seperti bayar pajak dan air minum. Harapannya ada keringanan, yang penting sekarang uangnya buat makan dulu," tutur dia.

Dari tanggal 3-23 Juli, katanya, kondisi pantai selatan sepi pengunjung. Walau tidak ada wisatawan yang datang, tetapi pemilik warung yang masih buka tetap menyediakan menu selain seafood.

"Kasihan kalau ada wisatawan yang datang mau beli selain seafood, makanya ada menu lain walau enggak banyak. Yang masih pada buka itu pun jam 6 sore sudah pulang ke rumah," terangnya.

Baca Juga:Titik Penyekatan di Bantul Ditambah, Simpang Empat Gose Ditutup 24 Jam

Nunik sendiri memilih untuk tidak membuka warungnya. Pasalnya, jika warung tetap buka dinilai tidak akan untung.

"Saya sebagai pemilik warung makan kalau tetap buka di saat seperti ini ya jelas rugi karena harus bayar tenaga pegawai. Sehari paling tidak bayar pegawai itu Rp50 ribu, apalagi sepi begini sehari juga belum tentu dapat uang segitu," jelasnya.

Sejauh ini, ia mengaku belum ada bantuan yang diberikan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pihaknya tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah.

"Tidak ada bantuan dari pemerintah enggak apa-apa, yang penting tempat wisata dibuka kembali. Kami juga komitmen untuk menerapkan protokol kesehatan agar memutus mata rantai penyebaran Covid-19," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak