Penyekatan di TPR, Begini Modus Wisatawan agar Bisa Tetap Sampai Ke Pantai Gunungkidul

Meski tinggal menghitung hari, tetapi banyak wisatawan yang tak sabar ingin berkunjung di Pantai selatan Gunungkidul.

Eleonora PEW
Minggu, 05 September 2021 | 11:57 WIB
Penyekatan di TPR, Begini Modus Wisatawan agar Bisa Tetap Sampai Ke Pantai Gunungkidul
bendera putih yang dikibarkan para pelaku wisata di Gunungkidul lantaran terdampak PPKM. [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Penyekatan terus dilakukan oleh petugas gabungan di setiap Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) menuju ke pantai Gunungkidul. Hal ini dilaksanakan mengingat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 masih berlangsung hingga tanggal 6 September 2021 mendatang.

Meski tinggal menghitung hari, tetapi banyak wisatawan yang tak sabar ingin berkunjung di Pantai selatan Gunungkidul. Sabtu (4/9/2021) ini, di pintu masuk seperti di TPR Pantai Baron, petugas jaga baik dari Polisi dan Sat Pol PP terlihat sibuk menghalau wisatawan yang datang untuk berkunjung.

Kendati demikian, tak sedikit pula wisatawan yang nekad menerobos dengan melalui jalur jalur kampung (jalur tikus) menuju pantai. Mereka menggunakan 'jasa' yang ditawarkan oleh warga setempat agar bisa lolos dari penyekatan.

Dari keterangan warga sekitar pantai di Gunungkidul yang enggan disebutkan namanya secara gamblang, salah satu modus yang digunakan adalah dengan janjian melalui media sosial seperti Facebook yang kemudian dilanjutkan saling tukar nomor handphone.

Baca Juga:Korban Perahu Pecah Dihantam Gelombang Pantai Selatan Tulungagung Ditemukan Meninggal

"Banyak yang lewat jalur alternatif menuju pantai. Warga sini sering menawarkan jasa kok," kata seorang warga yang tak mau disebut namanya.

Dia menuturkan, bahwa lewatnya para wisatawan di jalur alternatif tersebut dengan menyewa joki wisata yang merupkan warga sekitar kawasan pantai. Tak hanya itu, bahkan joki joki tersebut biasanya menghampiri wisatawan di suatu tempat atau menunggu jika ada wisatawan yang bertanya lokasi wisata.

Media ini kemudian berusaha mencermati akun facebook untuk mencari penawaran joki dari warga seputaran pantai Gunungkidul. Ternyata modus yang digunakan untuk menawarkan jasa mereka tidak secara terang-terangan dilakukan oleh warga seputaran pantai di Gunungkidul.

Dengan mengetik Pantai Gunungkidul di kolom pencarian di facebook maka akan muncul beberapa akun group tentang pantai Gunungkidul. Jika dibuka salah satu akun nanti akan muncul postingan yang menanyakan apakah pantai Gunungkidul sudah dibuka.

Jika dibuka satu persatu komentar netizen maka nanti akan muncul penawaran dari warga seputaran pantai Gunungkidul. Mereka menawarkan jasa bisa memasukan wisatawan dengan syarat tertentu.

Baca Juga:Malioboro Mulai Ramai tapi Belum Ada Pengecekan Vaksin, Ini Kata Pemkot Jogja

"Jajan o ng nggon q mas, siap jemput gratis," tulis pemilik akun a**.

Tak hanya melalui akun media sosial, jasa memasukkan wisatawan juga bisa dijumpai di padukuhan tak jauh dari pantai. Wisatawan cukup menunggu di beberapa simpang sekitar beberapa kilometer sebelum pantai. Nanti warga akan menghampiri mereka dan menawarkan jasa dengan imbalan tertentu.

T warga Ngestirejo Kapanewon Tanjungsari mengakui untuk menuju kawasan pantai banyak jalur yang bisa dilalui. Seperti jalur pertanian yang biasanya digunakan para perani ladang untuk bertani. Namun, selama penutupan kawasan wisata di kawasan terabut membuat jalur tani tersebut dijadikan jalur alternatif menuju pantai.

"Biasanya untuk para petani mencari rumput maupun ke ladang, tapi akhir akhir ini ramai lalu lintasnya," paparnya.

Meningkatnya joki wisata di selatan Gunungkidul juga dirasakan pengelola pantai sendiri. Bowo Pambudi salah satu pemilik Vila di Kawasan wisata Sundak Gunungkidul menuturkan bahwa dengan adanya wisata masuk berarti ada lalu lintas ekonomi.

Dirinya menganggap fenomena Joki tersebut adalah wajar, sebab pengawasan dan penertiban meski sering dilakukan namun balum ada solusi terkait pembukaan kawasan wisata yang menjadi tulang punggung pendapatan warga pesisir pantai.

"Bulan awal kami sangat mendukung penerapan PPKM, namun ketika diperpanjang terus ya mau bagaimana lagi untuk mencari pendapatan buat angsuran," tuturnya.

Meski demikian, lokasi penginapannya tetap mengikuti aturan dengan menutup usahanya meski ada beberapa wisatawan yang sudah mulai masuk. Salian itu, dirinya juga mensosialisasikan untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

"Ya kalau ketemu wisatawan saya tetap anjurkan protokol kesehatan ketat demi batas waktu PPKM tidak diperpanjang lagi," ulasnya.

Bowo menambahkan, ada kekhawatiran sendiri ketika banyak Joki yang memasukan pengunjung ke kawasan wisata. Selain malnggar aturan, hal ini juga berdampak pada kebijakan pemerintah alam menentukan dibukanya tempat wisata di Gunungkidul atau tidak.

"Takutnya karena banyak joki malah diperpanjang lagi penutupannya, jadi lama lagi harus berjuang ," tuturnya.

Bowo menjelaskan bahwa memang banyak warga sudah mengeluhkan kebijakan tersebut, namun dirinya selalu memberikan himbauan agar taat pada peraturan agar PPKM tidak diperpanjang lagi. Meski berat, tetapi dirinya ingin menunjukan bahwa kawasan selatan Pantai Gunungkidul itu taat pada peraturan Pemerintah.

"Saya memberikan semangat kepada kawan kawan pengelola wisata lainya agar patuh dulu sementara, setidaknya sampai tanggal 5 september nanti," ujar dia.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini