Pertemukan Indonesia dengan Oseania, Biennale Jogja XVI Suguhkan Puluhan Program Daring

Oseania merupakan sebuah kawasan yang sangat dekat dengan Indonesia, tetapi praktik geopolitik juga membuatnya terasa jauh dan bahkan seperti asing.

Eleonora PEW
Jum'at, 01 Oktober 2021 | 20:08 WIB
Pertemukan Indonesia dengan Oseania, Biennale Jogja XVI Suguhkan Puluhan Program Daring
Konferensi pers Biennale Jogja XVI 2021, Jumat (1/10/2021). - (SuaraJogja.id/HO-Biennale Jogja)

“Penyelenggaraan Biennale Jogja XVI diharapkan dapat menjadi ruang dialog antara seniman dan intelektual dari Indonesia dengan seniman dan intelektual dari Oseania. Keduanya dapat belajar dari pengalaman masing-masing sebagai masyarakat bekas terjajah yang keberadaannya sudah terlalu lama didefinisikan oleh kuasa pengetahuan Barat,” jelas kurator.

Tidak kurang dari 34 seniman dan komunitas yang terlibat di antaranya dalam ruang dedikasi untuk seniman dan tokoh budaya: YB Mangunwijaya dan Sriwati Masmundari. Sementara itu, untuk program aktivasi, terdapat kurang lebih 70 agenda, seperti Biennale Forum, Program Labuhan, Residensi, dan Resource Room. Selain itu, ada pula Bilik Negara Korea/ASEAN serta Taiwan, yang mengundang para seniman dari dua wilayah tersebut.

Dengan kondisi pandemi yang masih membatasi kerumunan, pameran dan sebagian besar program dapat disaksikan melalui portal daring https://biennalejogja.org/2021/ dan akun media sosial Biennale Jogja.

“Jika sebelumnya berbagai program publik dapat melibatkan ratusan pengunjung, sekarang tidak bisa lagi karena kondisi pandemi,” ujar Direktur Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 Gintani Nur Apresia Swastika.

Baca Juga:Pelaku Seni Sepi Job Akibat PPKM, Aldo Iwak Kebo: 3 Bulan Tidak Pentas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak