“Ketika kita mempertahankan warisan budaya ada pengakuan misalnya pengakuan Unesco. Kegitan pariwisata (ritmenya) tinggi, maka hotel, fasilitas pendukung pariwisata dibangun. Permasalahanya sering kali pembangunan fasilitas pariwisata itu menggerus warisan budaya, sementara warisan budaya kita seharusnya ditata, dijaga, tetap sesuai bentuk aslinya agar cagar budaya tetap utuh sekaligus mendatangkan keuntungan finansial. Maka pengembangan pariwisata jangan menggerus keberadaan warisan budaya,” ujar dia.
Lulusan Griffith University, Queensland, Australia itu menyoal tentang pengembangan fasilitas pariwisata yang melibatkan lebih banyak pihak asing. “Mempertahankan warisan budaya sebagai pekerjaan susah, kalau yang terlibat dalam membangun itu orang Indonesia, pasti wajahnya tidak jauh berbeda (dengan bentuk aslinya). Kita tidak perlu alat canggih (dalam melestarikan warisan budaya), tetapi dengan orang Indonesia yang banyak terlibat, kita percaya semua bisa (menjaga keutuhan warisan budaya.”
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY juga berpendapat, komitmen pemerintah sangat penting dalam proses pelestarian budaya. Sikap pemerintah pusat harus memperlakukan seluruh warisan budaya adalah setara, tidak meninggikan dan memprioritaskan warisan budaya di daerah tertentu, misalnya Bali. “Kita berbicara warisan budaya, mengapa pemerintah Indonesia mengutamakan Bali, bagaimana penghargaan warisan budaya di Yogyakarta?.”
Dia menegaskan, penataan warisan budaya terdapat masalah sosial. Itu bisa diatasi ketika semua saling memahami makna dan itu membutuhkan upaya edukasi dan sosialisasi.
Baca Juga:Asosiasi PBB Bakal Gelar Simposium untuk Perdamaian Papua Barat
Hanung Bramantyo lebih banyak mengulas soal peran film dalam sejarah manusia dan bagaimana film menjadi bagian melestarikan warisan budaya di level global maupun nasional.
Dalam paparannya Hanung menyampaikan bahwa dengan menggunakan penemuan teknologi bernama kamera, seseorang dapat merekam kejadian nyata yang hidup di masyarakat. Kejadian tersebut oleh pencipta film dimanfaatkan untuk menciptakan trick yang didukung oleh editing, special effect, musik, dekorasi, kostum, aktor berbakat, sehingga merangsang imajinasi dan perasaan penonton yang ditampilkan lewat serangkaian cerita yang menyentuh, yang pada khirnya penonton merasa kagum, simpatik dan meyakini bahwa kejadian yang ada di film merupakan kejadian sesungguhnya, demikian pungkasnya.