Seniman kelahiran Jawa Tengah pada 2 Januari 1937 itu juga sedikit menyinggung karya sebelumnya. Sebagai respon dari banyaknya pihak yang mentafsirkan karya-karyanya itu sebagai perburuan terhadap Soeharto.
"Soal 'Berburu Celeng' itu tidak berburu Soeharto, saya hanya menggambar berburu celeng karena rumah saya di desa pinggir hutan jati banyak celeng, banyak orang berburu celeng nah saya gambar itu. Tapi kalau representasi lain ya silakan saja," tuturnya.
Diketahui bahwa lukisan terbaru karya Djoko Pekik itu akan diserahkan ke Museum Anak Bajang yang berada di Omah Petroek. Karya itu diterima langsung oleh pendiri Omah Petroek yaitu Romo Sindhu.
"Pak Pekik memberikan lukisan itu pada kami di Museum Anak Bajang itu, lalu mau kami letakkan di sana sebagai kenangan dari Pak Pekik gitu," kata Romo Sindhu.
Baca Juga:Babak Baru Barisan Celeng Berjuang, Cegah Ganjar Pranowo Dijegal
![Penyerahan lukisan terbaru Djoko Pekik kepada Romo Sindhunata di Omah Petroek, Karangklethak, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Jumat (19/11/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/19/49151-berburu-celeng-merapi.jpg)
Romo Sindhu berpesan kepada semua pihak untuk tidak serta merta memperdangkal pemaknaan celeng itu sendiri. Sebab makna celeng itu sendiri lebih dalam daripada sekadar isu politik.
"Saya berpesan betul (makna celeng) jangan diperdangkal dengan isu-isu politik yang sekarang. Karena itu kasihan kami-kami yang betul-betul berkutat dengan kedalaman apa sih sebenarnya celeng itu," ungkapnya.