Pemberi Uang Manusia Silver di Sleman Kena Denda, Warga Palbapang Bunuh Diri Usai Kirim WA

Selain itu, ditemui bahwa kasus Covid-19 di sekolah meroket.

Eleonora PEW
Minggu, 28 November 2021 | 10:24 WIB
Pemberi Uang Manusia Silver di Sleman Kena Denda, Warga Palbapang Bunuh Diri Usai Kirim WA
[ILUSTRASI] Salah satu manusia silver di Kota Padang, Sumatera Barat. [Dok.Antara]

SuaraJogja.id - Seorang warga Palbapang ditemukan meninggal bunuh diri setelah mengirim chat WA untuk titip anak dan istri. Sementara itu, PKL Malioboro kecewa dengan ultimatum untuk segera pindah karena batas waktu yang terlalu singkat. Di sisi lain, tiga warga Sleman didenda karena memberi uang ke manusia silver.

Di samping itu, Satgas meminta kejujuran siswa dan sekolah setelah ditemui bahwa kasus Covid-19 di sekolah meroket. Di Gunungkidul sendiri, ada tambahan 20 siswa positif Covid-19. Berikut lima berita SuaraJogja.id paling menjadi perhatian pembaca pada Sabtu (27/11/2021) kemarin:

Catatan Redaksi: Hidup sering kali sangat berat dan penuh tekanan, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau rumah sakit terdekat.

1. Kirim WA Titip Anak Istri, Warga Palbapang Ditemukan Gantung Diri di Goa Selarong

Baca Juga:Kecewa Diultimatum Segera Pindah, PKL Malioboro: Batas Waktunya Terlalu Cepat

Ilustrasi gantung diri (Shutterstock)
Ilustrasi gantung diri (Shutterstock)

F (36) laki-laki asal Kalurahan Palbapang, Kabupaten Bantul nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Lelaki ini ditemukan tewas tergantung di ranting pohon di salah satu pekarangan kosong di seputaran Obyek Wisata Goa Selarong Pajangan Bantul, Jumat (26/11/2021) malam.

Kapolsek Pajangan AKP Titik Esti Handayani mengatakan, tak ada yang mengetahui jika F mengakhiri hidupnya di kawasan Goa Selarong. Jumat pagi sekitar pukul 09.00 WIB, F datang ke kawasan bersejarah tersebut menggunakan sepeda motor Honda Grand.

Baca selengkapnya

2. Kecewa Diultimatum Segera Pindah, PKL Malioboro: Batas Waktunya Terlalu Cepat

Kawasan Malioboro yang diusulkan sebagai sumbu filosofi ke UNESCO. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]
Kawasan Malioboro yang diusulkan sebagai sumbu filosofi ke UNESCO. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

Para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Malioboro mengaku kecewa dengan sosialisasi dan ultimatum Pemkot Yogyakarta yang meminta pedagang segera pindah hingga Januari 2022. Pedagang menilai pemerintah terlalu buru-buru dan batas waktu yang diberikan terlalu cepat.

Baca Juga:Isu Relokasi Muncul Lagi, Sejumlah PKL Malioboro Diultimatum untuk Pindah

Presidium Paguyuban Kawasan Malioboro, Sujarwo mengatakan bahwa pedagang mulai resah dengan rencana relokasi tersebut. Tidak sedikit yang shock karena waktu yang diberikan hanya dua bulan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak