SuaraJogja.id - Setelah dihantam gelombang tinggi, ternyata para penumpang KM Tiga Bersaudara yang tenggelam di antara Perairan Pulau Tiga menuju Perairan Desa Namlea Ilath, Kabupaten Buru, Maluku, terapung dan terbawa arus selama 11 jam. Meski begitu, akhirnay mereka selamat setelah warga melakukan pencarian.
"Berdasarkan informasi yang kami ambil dari juragan kapal, ternyata mereka tenggelam pada Jumat malam (14/1) 2022 sekitar pukul 21:30 WIT akibat dihantam gelombang tinggi," kata Komandan Pos Sandar Namlea Satpolairud Polda Maluku, Bripka B. Pinge yang dihubungi dari Ambon, Minggu.
Menurut dia, juragan KM Tiga Bersaudara juga mengakui, mereka bukannya bertolak dari Pelabuhan Rakyat Hatukau-Ongkoliong Batumera (Kota Ambon), melainkan dari Pantai Galala yang lokasinya berdekatan dengan bangunan PLTD milik PLN.
Kapal berbodi kayu dengan ukuran 18 GT yang mengangkut 100 sak semen dan aneka sembako ini berangkat pada Jumat, (14/1) 2022 dini hari sekitar pukul 04:00 WIT.
Baca Juga:BPBD Cianjur Tetapkan Status Waspada Gelombang Tinggi di Cianjur Selatan
Dalam perjalanan menuju Namlea Ilat, Pulau Buru, juragan berinisiatif untuk berlindung sementara di dekat perairan Pulau Tiga akibat cuaca buruk.
Selanjutnya pada pukul 14.00 WIT, kapal tersebut kembali bertolak dari Pulau Tiga menuju Desa Namlea Ilath (Pulau Buru), namun pada saat sampai di pertengahan jalan sekitar pukul 21.30 WIT, kapal dihantam ombak besar dan tenggelam.
"Pada saat kapal tenggelam, para korban menyelamatkan diri menggunakan rakit dari jerigen serta sampan dan mengamankan persediaan makanan serta air, selanjutnya para korban terbawa arus mendekat ke Pulau Manipa sampai hari Sabtu tanggal 15 Januari 2022," jelas Pinge mengutip penjelasan juragan kapal.
Kemudian sekitar pukul 10.00 WIT, dua korban mengambil inisiatif untuk berpisah dari rombongan yang menggunakan rakit, selanjutnya berenang ke Pulau Manipa hingga akhirnya ditemukan oleh masyarakat yang melakukan pencarian dalam keadaan selamat.
Kemudian pada pukul 11.00 WIT, satu korban atas nama Aripin Tomia kembali mengambil inisiatif untuk berpisah dari rombongan yang mengapung menggunakan rakit jerigen.
Baca Juga:Awas Gelombang Tinggi, Warga di Pesisir Pantai Selatan Diminta Waspada
"Dia menggunakan sampan untuk mendayung ke Pulau Buru dan selanjutnya terpisah dari rombongan," ujarnya.
Enam korban lain mengapung menggunakan rakit yang dibuat dari jerigen masih terbawa arus sampai lebih kurang 25 mil dari bibir pantai dan ditemukan oleh masyarakat Desa Namlea Ilath yang kebetulan sementara melakukan pencarian menggunakan longboad.
Akhirnya mereka ditemukan dalam keadaan selamat dan selanjutnya para korban dibawa ke desa Namlea Ilath untuk mendapatkan perawatan.
"Pukul 12.00 WIT tim SAR gabungan kembali melakukan pencarian satu orang korban yang belum ditemukan dengan dibantu masyarakat Desa Namlea Ilath, dimana area pencarian perairannya antara Pulau Buru, Pulau Manipa dan Pulau Ambalau," jelas Pinge.
Proses pencarian korban belum membuahkan hasil kemudian tim SAR gabungan mengambil inisiatif untuk kembali ke Namlea karena faktor hujan, angin kencang dan gelombang tinggi.
Pukul 16.00 WIT tim SAR gabungan tiba di Namlea dan melakukan konsolidasi, sehingga proses pencarian akan dilanjutkan pada esok hari, dan bila korban belum ditemukan maka pencarian ini akan dilangsungkan hingga enam hari ke depannya. [ANTARA]