SuaraJogja.id - Covid-19 varian Omicron menular lebih cepat dari varian lainnya, sehingga Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meminta masyarakat di kabupaten itu agar waspada. Namun, ia juga mengingatkan supaya masyarakat tidak panik.
"Pasien COVID-19 dari Bantul ada yang diuji untuk mengetahui omicron apa bukan, kita menunggu hasilnya seperti apa, tetapi kemarin ketika webinar bersama Menkes (Menteri Kesehatan) agar kita tidak perlu panik," kata Abdul Halim di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, penularan varian omicron itu akan berlangsung secara cepat, artinya penyebarannya memang lebih cepat daripada varian delta, akan tetapi penyembuhan pasien yang terkonfirmasi juga cepat.
"Rata-rata omicron itu OTG (orang tanpa gejala), tidak separah varian delta, sehingga dengan karakter omicron seperti itu kami belum berpikir untuk melakukan penutupan objek-objek wisata, penutupan tempat industri, pengalihan arus lalu lintas, itu tidak," katanya.
Baca Juga:Kabar Baik, Obat COVID-19 Molnupiravir Ampuh Tangani Varian Omicron
Dengan demikian, kata dia, untuk sementara waktu pemkab masih melihat bahwa varian omicron ini belum berbahaya, walaupun di wilayah Jakarta yang sudah kena mencapai ribuan, tetapi hasil kajiannya setiap seminggu sekali pada sembuh, tidak terjadi gejala yang berat.
"Sehingga tidak diperlukan isolasi di rumah sakit (RS), cukup isolasi mandiri di rumah, jangan ke mana-mana gitu saja, nanti akan sembuh sendiri, ini menurut Menkes," katanya.
Dia mengatakan, menghadapi penyebaran COVID-19 varian baru itu agar tidak ada kepanikan, apalagi upaya pemulihan ekonomi sampai mundur lagi, karena geliat ekonomi di masyarakat sudah positif dan yang terpenting mengetatkan protokol kesehatan.
"Hari ini pedagang-pedagang mulai ramai, industri mulai ramai, jangan sampai mundur lagi. Sekarang ini kan masyarakat agak longgar, agak kendor dalam protokol kesehatan, dikira pandemi sudah selesai, padahal belum. Makanya kami ketatkan lagi, giatkan lagi protokol kesehatan," katanya.
Data Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul per Jumat (28/1) menunjukkan, total kasus positif sebanyak 57.477 orang, dengan angka kesembuhan mencapai 55.859 orang, sementara kasus kematian tercatat 1.570 orang, sehingga pasien yang masih isolasi berjumlah 48 orang. [ANTARA]