Libur Imlek, Pemkot Jogja Peringatkan Pengelola Wisata Tegas Tegakkan Prokes ke Wisatawan

Setiap petugas di tempat wisata selalu mengingatkan pengunjung untuk taat prokes.

Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 31 Januari 2022 | 16:47 WIB
Libur Imlek, Pemkot Jogja Peringatkan Pengelola Wisata Tegas Tegakkan Prokes ke Wisatawan
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko memberi keterangan pada wartawan di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Senin (31/1/2022). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan tak akan menutup destinasi wisata di Kota Pelajar saat Libur Imlek 2022 yang jatuh pada Selasa (1/2/2022). Pihaknya menekankan kepada pengelola wisata untuk menerima wisatawan yang dapat menunjukkan bukti vaksin dan dalam kondisi sehat.

"Kami tegaskan pada pengelola pariwisata, seserius mungkin dalam penegakkan prokes. Termasuk juga penjagaan jarak saat wisatawan masuk ke dalam tempat wisata," terang Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko saat ditemui wartawan di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Senin (31/1/2022).

Wahyu mengatakan, sejak Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 5/2022 diterbitkan, aktivitas warga jauh lebih longgar. Namun untuk menghindari adanya sebaran kasus, setiap petugas di tempat wisata selalu mengingatkan pengunjung untuk taat prokes.

"Semua destinasi sudah menerapkan itu. Mungkin saat terjadi kerumunan, petugas harus mengurai agar tidak berkumpul dan diarahkan ke tempat lain. Selanjutnya wisatawan boleh masuk kalau sudah divaksin dia kali," kata dia.

Baca Juga:Cemilan Imlek yang Dianggap Bisa Membawa Hoki di Tahun 2022

Penggunaan masker saat berada di tempat wisata harus digalakkan lagi. Mengingat masih banyak yang menganggap bahwa virus Covid-19 ini sudah usai.

"Kasus (Covid-19) di Jogja memang landai tapi memang tidak dipungkiri ada peningkatan ya. Kami tetap waspada dengan kondisi ini, ya terutama prokes ini yang kami minta agar pengelola wisata disiplin melakukannya," ujar Wahyu.

Termasuk pengelola hotel serta penginapan di Jogja. Wahyu menyebut harus ada ketegasan pihak hotel untuk menolak wisatawan yang tidak memenuhi syarat.

"Seperti rombongan bus, kan harus melalui Terminal Giwangan untuk skrining. Jadi pemilik hotel hanya boleh menerima orang yang dalam kondisi sehat dan sudah lolos dari Giwangan," katanya.

Terpisah Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DI Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono mengatakan menjelang libur Imlek tingkat okupansi ata keterisian kamar hotel hanya 60-70 persen. Menurut Deddy wisatawan juga banyak yang menunda datang ke Jogja karena alasan terpapar Covid-19.

Baca Juga:Hotman Paris Ngamen Sambil Joget di Malioboro, Warganet Bahas Jumlah Saweran

"Kalau wisatawan saat ini itu didominasi dari yang menginap di hotel berbintang. Ada beberapa yang cancel juga karena hasil antigennya positif. Rata-rata dari DKI Jakarta," kata Deddy melalui sambungan telepon.

Pihaknya tetap tegas ketika menemukan pelaku perjalanan yang dalam kondisi sakit. Pihaknya lebih baik menolak dan menunda wisatawan ke Jogja jika dalam kondisi sakit.

"Kalau tidak begitu, pengaruhnya ke ekonomi jika sampai terjadi peningkatan kasus baru di Jogja. Kita tegas dalam hal ini," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini