SuaraJogja.id - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulon Progo menyebut tanaman padi di wilayahnya masih aman. Terlebih dengan ancaman gagal panen akibat curah hujan yang sudah mulai tinggi kembali.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulon Progo, Aris Nugroho dalam keterangannya. Walaupun memang pada Selasa (15/2/2022) kemarin wilayah Bumi Binangun sempat diguyur hujan terus menerus hingga menyebabkan sejumlah lahan pertanian tergenang.
"Dengan kejadian curah hujan yang tinggi di Kulon Progo sebagian sawah di wilayah selatan terjadi genangan, meliputi kapanewon Lendah, Galur dan Panjatan dengan pertanaman padi seluas 225 Hektare," kata Aris, Rabu (16/2/2022).
Disampaikan Aris bahwa kondisi di lapangan sendiri terdiri dari persemaian dengan luas lahan 34 hektare. Lalu ada pula pertanaman antara umur 5 sampai dengan 27 hari setelah tanam (HST) seluas 191 hektare.
Kondisi masih amannya lahan persawahan tersebut diketahui berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan di lapangan oleh petugas yang ada.
Baca Juga:Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu di Kulon Progo Pilih Turunkan Ukuran
"Dari hasil pemantauan di lapangan yang dilakukan oleh petugas maupun penyuluh pertanian bahwa pertanaman padi aman hal itu karena padi memang merupakan tanaman yang membutuhkan air yang banyak, apalagi yang tergenang masih di pesemaian dan fase pertumbuhan vegetatif," terangnya.
Sejak Selasa kemarin hingga saat ini, kata Aris genangan air yang ada di beberapa lahan pertanian itu juga sudah mulai surut. Kendati begitu pihaknya masih tetap akan melakukan pemantauan terhadap lahan pertanian tersebut
"Sebagian wilayah bahkan genangan sudah mulai surut. Kita akan pantau terus perkembangan genangan sampai lima hari ke depan. Semoga sudah tidak terjadi cuaca ekstrem dengan curah hujan yang tinggi," ujarnya.
Berbagai upaya juga sudah disiapkan DPP Kulon Progo guna mengatasi genangan air di lahan pertanian tersebut. Jika memang dilaporkan dan diketahui masih terdapat genangan maka pompanisasi dapat dilakukan.
"Selian itu juga sudah dilakukan upaya untuk mengatasi genangan antara lain pompanisasi, pembersihan saluran irigasi dan drainase. Sehingga air bisa lancar mengalir tidak menimbulkan genangan," ungkapnya.
Baca Juga:Kasus Covid-19 di Kulon Progo Kian Melonjak, Gugus Tugas: Belum Mencapai Puncak
Dalam kesempatan ini pihaknya mengajak para petani padi terutama di wilayah yang dinilai rawan genangan air serta kekeringan untuk bergabung dalam asuransi usaha tani padi (AUTP). Melalui subsidi yang disalurkan pemerintah petani hanya cukup membayar premi Rp36 ribu per hektare per musim tanam saja.
"Jadi kalau terjadi gagal panen karena organisme penggangu tanaman (OPT) atau bencana alam petani akan mendapatkan klaim asuransi sejumlah Rp6 juta per hektare. Pada tahun 2021 kemarin luasan yang ikut AUTP seluas 845 hektare," pungkasnya.