SuaraJogja.id - Pembatasan pembelian minyak goreng akibat kelangkaan pasokan minyak goreng di DIY membuat sejumlah pedagang makanan repot. Mereka harus berburu toko yang mau menjual minyak goreng kemasan lebih dari 2 liter.
Sebab mereka tidak bisa mengandalkan pembelian minyak goreng maksimal 2 liter untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karenanya meskipun harus antri berjam-jam, mereka rela mendapatkan 1 dus minyak goreng yang berisi 18 liter seharga Rp 252 ribu.
"Iya tadi antri sekitar satu jam untuk beli 1 dus minyak goreng isi 18 liter dengan harga normal Rp 14 ribu per liter," ungkap Enjun, salah satu warga Yogyakarta yang membeli minyak goreng di toko sembako Jalan Suryatmajan, Jumat (11/03/2022).
Penjual gorengan di Jalan Monjali ini mengaku susah sekali mencari minyak goreng. Padahal setiap hari dia membutuhkan lebih dari 2 liter minyak goreng untuk bisa berjualan gorengan.
Baca Juga:Salurkan Belasan Ribu Liter Minyak Goreng untuk Rakyat, Ibas Kena Sindir Pedas di Medsos
Dia yang kemudian mendapatkan informasi toko kelontong yang menyediakan minyak goreng dari pedagang lain pun akhirnya ikut antri. Membawa fotokopi KTP dan uang pas, Enjun lega bisa membawa pulang 18 liter minyak goreng untuk persediaan seminggu kedepan.
"Walaupun harus ambil nomor antrian dan repot bawa fotokopi KTP, bersyukur ada toko yang mau melayani kami membeli minyak goreng lebih dari dua liter. Paling tidak seminggu kedepan tidak bolak-balik cari minyak buat jualan," paparnya.
Hal senada disampaikan Suryani, salah seorang pedagang lumpia yang mengaku antri di toko kelontong lebih dari 1,5 jam karena antrian yang cukup panjang.
"Antrinya sudah lama, tapi nggak papa soalnya nyarinya [minyak goreng] susah sekarang ini. Untung ini kebagian jadi bisa buat jualan lumpia. Sekarang susah cari [minyak goreng] yang harganya murah (Rp 14 ribu per liter-red). Kalau ketemu harganya mahal, padahal saya untuk jualan kan," paparnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga:Viral Lautan Emak-emak Antre Minyak Goreng Bak Konser, Publik Ngeri: Bisa Zona Merah