SuaraJogja.id - Nama aktris senior Yati Surachman menuai sorotan publik sejak kabarnya pindah agama tersiar ke publik. Lahir dari keluarga Muslim, ia mengaku merasa seperti dibuang setelah memeluk agam Kristen. Meski begitu, ia tetap bertahan membantu ekonomi keluarganya.
Menanggapi soal dirinya yang sedang ramai dibicarakan di sosial media, Yati Surachman menegaskan bahwa dirinya sudah pindah memeluk agama Kristen sejak umur 12 tahun.
Yati Surachman juga menjelaskan perjalanan pindah agama ini juga bukan dilaluinya secara instan, tetapi melalui proses yang panjang.
Keputusannya untuk pindah agama dari Islam ke Kristen tidak diketahui oleh keluarganya.
Baca Juga:Pindah Agama ke Kristen, Yati Surachman Mengaku Masih Salat 5 Waktu
Memiliki lima adik, saat itu Yati Surachman selalu mendapat teguran dari orang tua lantaran kesalahan adiknya yang tidak benar ketika membersihkan halaman rumah.
Kesal karena selalu mendapat teguran, Yati Surachman pergi ke rumah tetangganya yang beragama Kristen.
Pada saat itu, Yati Surachman melihat pohon Natal. Ia mengatakan, hatinya langsung tenang saat melihat pohon natal tersebut. Semenjak saat itu, Yati Surachman mulai rajin pergi ke gereja diam-diam.
“Setelah itu akhirnya ikut-ikutan ke gereja, ngumpet-ngumpet bilangnya mau main, tapi kan di rumah disuruh salat, ya gerak doang,” ujar Yati Surachman dikutip Hops.ID--jaringan Suara.com--dari kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo pada Rabu (16/3/2022).
Lebih lanjut, saat kondisi ekonomi keluarganya sedang turun, aktris berusia 65 tahun itu mengaku membiayai keluarga seorang diri.
Baca Juga:Pindah Agama, Yati Surachman Dihujat hingga Masuk 'Blacklist' Penggemar
Namun, Yati Surachman mengatakan bahwa kedua orang tuanya tidak menginginkan Yati untuk membiayai hidup keluarga lantaran sudah memeluk agama yang berbeda.
Sudah memiliki delapan orang adik, ia juga turut menyekolahkan adik-adiknya sampai duduk di bangku SMA.
“Kondisi ekonomi karena aku udah di film, aku lah yang membiayai keluarga. Padahal kan waktu itu aku harus membiayai adik-adikku sekolah. Bapakku udah pensiun, ibu enggak kerja, walaupun ada sekali-sekali dia merias pengantin. Sementara adikku udah ada delapan,” jelasnya.
Kesadaran untuk membiayai keluarga tersebut sama sekali tidak diminta oleh orang tuanya.
“Enggak diminta sama orang tuaku, jadi akhirnya oh iya lah berbakti sama orang tua. Aku cuma bisa kasih uang, tapi saya enggak mau menyalahkan kedua orang tuaku,” ungkap Yati Surachman.
Semenjak itu, ia merasa dipisahkan dari keluarga lantaran tidak ingin menerima dirinya.
Di samping itu, Yati Surachman mengatakan bahwa kenyataan menjadi anak pertama bukan pilihannya, melainkan Tuhan yang memutuskan.
Dalam hal tersebut, ia merasa bahwa menjadi anak pertama adalah bentuk tanggung jawabnya dari Tuhan untuk membantu keluarga serta adik-adiknya bersekolah.
“Seperti dibuang akunya, tapi kadang-kadang aku ngumpet ngirim duitnya. Ibaratnya jalan sendiri. Enggak mungkin aku membiarkan adik-adikku. Aku jadi anak pertama di dalam lingkungan keluarga itu kan bukan kemauanku pribadi, tapi kemauan Tuhan.”
“Jadi aku merasa ini PR nih dari Tuhan. Jadi itu yang aku lakukan, aku cuma ingin adikku paling tidak SMA kelar. Nah kalau kehidupan ke depannya itu rezeki masing-masing,” pungkasnya.