SuaraJogja.id - Sebanyak 30 pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Bantul mengikuti focus grup discussion (FGD) di Ross Inn Hotel pada Selasa (19/4/2022). Ini sebagai langkah agar pelaku UMKM bisa mengikuti lelang pengadaan barang dan jasa.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul Agus Sulistyana menyampaikan, kegiatan ini guna mendukung masuknya produk UMKM ke aplikasi e-katalog. Selain itu, juga sebagai tindak lanjut kegiatan konsultasi bisnis yang digelar setiap dua minggu sekali.
"Konsultasi bisnis yang biasanya kami laksanakan di kantor kami UMKM dengan peserta terbatas," kata Agus.
Jika diibaratkan sebagai embrio bisnis, maka program inkubator bisnis bertujuan mempersiapkan UMKM menghadapi persaingan pasar di era digital.
Baca Juga:Bea Cukai Yogyakarta Bersama Pemkab Bantul dan Kulon Progo Gelar Operasi Rokok Ilegal
"Untuk mendorong UMKM berkonvergensi dari konservatif ke digital," ucapnya.
Pun ini sekaligus sebagai bentuk kurasi, terhadap produk-produk UMKM dari Bumi Projotamansari yang akan masuk ke market place. Baik Bantul Online Shop (BOS) milik Pemda Bantul, maupun SiBakul milik Pemda DIY.
"Sehingga produk yang dijual tidak mengecewakan konsumen," terangnya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih memastikan, pihaknya telah mengalokasikan anggaran untuk belanja produk UMKM sebesar Rp210 Miliar. Anggaran itu akan didistribusikan lewat Organsiasi Perangkat Daerah (OPD).
"Mekanismenya melalui belanja pengadaan barang dan jasa," ujarnya.
Baca Juga:BNI New York Dinilai Punya Produk Trade Finance untuk Memperlancar Ekspor-Impor Produk UMKM
Untuk itu, pelaku UMKN harus memanfaarkan kesempatan tersebut sebaik mungkin. Maka UMKM bisa memperbaiki kualitas produknya yang layak dijual lewat market place milik pemerintah.
"Karena kami akan melakukan seleksi secara ketat terhadap produk-produk yang akan dijual lewat market place BOS," ujar dia.
Selain di market place milik Pemkab Bantul, UMKM diharapkan juga menjual produknya lewat market place lainnya. Sehingga semakin banyak sarana yang digunakan untuk memasarkan produknya.
"Dengan demikian dapat mempercepat pemulihan ekonomi UMKM yang lumpuh akibat pandemi ini," imbuhnya.