SuaraJogja.id - Seorang yang berprofesi sebagai perawat bagikan utas yang menjelaskan bahaya dari begadang dan telat makan. Utas tersebut ia unggah di akun Twitter pribadinya @afrkml pada Senin (09/05/22) kemarin.
Alasan mengapa pria ini membuat utas ini adalah karena ia sering melihat kicauan dari orang-orang yang harus masuk ke rumah sakit akibat tidur terlalu pagi, begadang, dan juga telat makan.
Menurutnya hal ini memang terlihat sepele, tapi efeknya begitu buruk untuk tubuh. Gejala dari efek yang ditimbulkan meliputi sakit perut, nyeri kepala, mual, hingga sesak di dada.
"Entah kenapa kok jadi sering lihat tweet orang-orang masuk rumah sakit seliweran sambil nyebut karena tidur pagi, begadang, kurang tidur dan telat makan ya?. Hati-hati mentemen!. Sepele sih memang, tapi efeknya buruk banget.Gejala awal biasanya perut suka nyeri atau kepala suka nggliyeng, mual, dada sakit," ungkapnya di awal utas, dikutip, Rabu (11/5/2022).
Baca Juga:Raja Salman Masuk Rumah Sakit
Ia menjelaskan ketika tubuh sudah merasakan gejala seperti mual hingga sesak nafas, sebaiknya tubuh diistirahatkan segera. Gejala tersebut merupakan pertanda awal.
"Seharusnya kalau sudah muncul gejala seperti itu, mending stop dulu. Tubuh sudah ngasih sinyal, jangan abai. Tubuh sayang sama kita, tapi kita sayang balik nggak?" jelasnya kemudian.
Perawat ini kemudian memberikan saran kepada orang yang sering begadang untuk melakukan early bed early wake [tidur awal bangun awal].
"Tidur jam 22.00, jam 03.00 bangun utk lanjut nugas," ujar dia.
"Atau majuin lagi jam 21.00 WIB. Bebas saat bangun, manipulasi lingkungan seolah-olah sudah pagi dengan menyalakan semua lampu. Saat tidur juga gelapin ruangan. Tujuannya biar melatonin dan kortisol nggak nubruk kerjanya," contohnya.
Baca Juga:Aniaya Warga Prambanan Hingga Masuk Rumah Sakit, Dua Pemuda Diamankan Polisi
Selanjutnya, pria ini menjelaskan terkait dengan nyeri dada yang menyerang orang-orang yang sering begadang dan kurang makan. Menurut penjelasannya, durasi tidur kurang dari 6 jam akan meningkatkan risiko serangan jantung.
"Berhubungan dengan nyeri dada, Daghlas (2019) nulis kalau durasi tidur kurang dari 6 jam memang bisa meningkatkan risiko kejadian serangan jantung hingga 20%. Tanda khas serangan jantung ya nyeri dada, sensasi penuh dan tidak nyaman pada dada seperti diremas atau ditindih mobil," jelasnya.
Untuk kebiasaan telat makan, dapat dibuat jadwal keseharian.
"Terus biar ga lupa atau telat makan, atur aja kapan kerja, nugas dan kapan makan, lalu patuhi jadwal tersebut," urainya.
"Bikin alarm pengingat waktu makan, lalu makan. Pilih waktu kamu terbiasa lapar. Setelah itu, lanjut nugas lagi. Memang ribet, tapi worth buat nyawamu. Silakan bisa improvisasi sendiri," jelasnya lagi.
Hingga saat ini, utas yang dibuat oleh @afrkml telah disukai oleh 38 ribu pengguna Twitter dan di-retweet sebanyak 11 ribu kali.
Ribuan komentar juga membanjiri unggahan dari pria ini.
"Aku selama ini makan kalo inget bang. kadang rasa lapar pun udah ga kerasa, saking banyaknya beban yang dipikirkan," tulis warganet.
"Aku kadang juga sering ngerasain nyeri dada gitu, jadi sekarang lagi mulai ngejaga pola makan dan tidur," ungkap warganet.
"Jan keseringan! Gw kena hepatitis C pas kelas 6 SD - kelas 1 SMP dikarenakan begadang tiap hari sampe jam 3 subuh cuma buat maen PB dan jam 5 harus ke masjid solat, abis itu lanjut maen PB lagi," tambah warganet.
Kontributor SuaraJogja.Id: Dita Alvinasari