Delapan tahun menjadi dukuh, Mada hampir tak ingat lagi kapan kali terakhir Seturan bebas sebagai arena tarung antar kelompok. Seolah sudah jauh sekali dalam ingatan.
![suasana terkini Babarsari pascakerusuhan, sejumlah ruko dan motor rusak. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/04/51648-suasana-babarsari-pascakerusuhan.jpg)
Tapi Mada mengakui, yang mereka jaga dan antisipasi bukan hanya soal selektif menerima anak kos, supaya 'anak-anak Seturan' tidak menjadi pelaku atau terlibat dalam baku hantam.
Melainkan juga dinamika atas adanya pihak-pihak di luar kendali mereka, orang yang berbisnis di Seturan, yang punya izin usaha dari pemerintah pusat, namun hanya sekadar menanamkan saham di Seturan. Tidak berinteraksi maupun punya kebersamaan dengan warga sekitar.
"Kuncinya jangan saling mengganggu, saling memahami. Di sini ada yang serius sekolah, ada yang berulah. Hanya segelintir yang berulah," kata dia.
Baca Juga:Polisi Tetapkan Dua Tersangka Dalam Kasus Penganiayaan di Jambusari, Semua DPO
Kontributor : Uli Febriarni