"Jadi kan Jogja ini kan tidak hanya di Tambakbayan, tapi dampaknya ke orang luar yang mau ke Jogja, mereka berpikir Jogja tidak aman," sebutnya.
Widodo juga menyayangkan adanya disinformasi mengenai lokasi maupun pelaku kericuhan yang menyeret nama orang-orang yang tinggal di Babarsari ikut terlibat di dalamnya. Padahal pihak-pihak yang bertikai itu bukan berasal dari kawasan Tambakbayan maupun Babarsari.
"Iya, kadang kami menerima informasi itu seperti itu, padahal belum tentu," ucapnya.
"Sering terjadi ada kejadian saya ditelpon 'Piye Babarsari? (Bagaimana Babarsari?). La piye (ya bagaimana) Babarsari?, orang di sini tenang-tenang saja," ungkapnya.
Baca Juga:Polisi Tetapkan Dua Tersangka Dalam Kasus Penganiayaan di Jambusari, Semua DPO
Bukan hanya itu, bahkan mahasiswa maupun orang-orang yang terlanjur dituduh terlibat dalam kerusuhan, berada di kediaman mereka masing-masing.
"Enggak, yang di sini itu diam saja," imbuhnya.
Dukuh Seturan: Di Sini Ada yang Serius Sekolah, Ada Juga yang Berulah
Hampir mirip nasibnya dengan Babarsari, tak jarang Seturan ikut apes dikenal sebagai lokasi konflik antarkelompok.
Dukuh Seturan Mada Ferian mengatakan, padahal tokoh-tokoh maupun orang-orang yang terlibat adu sikut itu bukanlah warga maupun anak indekos Seturan. Bukan hanya dari luar Seturan, melainkan juga dari luar Kabupaten Sleman.
Baca Juga:Soroti Bentrok di Babarsari, DPRD DIY Desak Pelaku Segera Diproses Hukum
"Pasti kena imbas, walau yang ribut belum tentu orang Seturan," kata dia.