SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman menyebut, angka kasus harian penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Sleman menurun sampai 24 - 60 kasus per hari.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan mengungkap, penurunan ini terlihat sejak dua bulan usai Iduladha 2022."
Karena penanganan ternak sakit dengan pengobatan dan penerapan boisecurity ketat," kata dia, Jumat (22/7/2022).
Makwan mengatakan, sebelumnya, dalam menindaklanjuti kasus harian aktif PMK yang masih cukup tinggi, Pemerintah Kabupaten Sleman sebelumnya telah menetapkan SK Bupati Sleman nomor 43.1/Kep.KDH/A/2022, tanggal 1 Juli 2022 tentang Status Siaga Darurat PMK di Kabupaten Sleman. Selain itu, ditetapkan pula SK Bupati nomor 44/Kep.KDH/A/2022 tanggal 4 Juli 2022 tetang Satuan Tugas Penanganan PMK.
Baca Juga:Jelang Laga Perdana Liga 1 2022/2023, Begini Persiapan PSS Sleman
Hingga 22 Juli 2022, pukul 12.00 WIB ada sejumlah 5.529 ekor ternak terkena PMK. Ternak sembuh 1.080 ekor, sakit 4.271, mati 153 ekor dan potong bersyarat 25 ekor.
Kendati jumlah kasus dianggap menurun, namun penanganan PMK di lapangan tetap dilaksanakan rutin termasuk disinfeksi kandang ternak.
"Hari ini kami disinfeksi kandang ternak di Kapanewon Pakem, Cangkringan, Turi," ujarnya.
Makwan menambahkan, dalam kegiatan ini Pemkab Sleman dibantu eco enzym sebanyak 500 liter oleh sebuah komunitas produsen eco enzym di Sleman.
"Peralatan hand sprayer dukungan dari Polda, BPBD Sleman dan dari Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman maupun dari kelompok ternak," imbuhnya.
Baca Juga:Keuntungan Minus, Warga Sleman Pemilik Warung Curahkan Isi Hati pada Indomaret
Kepala DP3 Sleman Suparmono menyebutkan, kandang ternak yang disasar untuk kegiatan ini ada di delapan titik lokasi.
"Baik zona hijau, zona kuning dan zona merah,dengan menerapkan SOP dan ketentuan biosecurity ketat," imbuh Suparmono.
Selain mendisinfeksi, pihaknya juga akan memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada para peternak. Agar para peternak mengetahui pentingnya disinfeksi dan manfaat eco enzym dalam penanggulangan PMK.
Kontributor : Uli Febriarni