Jadi Sorotan Usai Kasus Pemaksaan Pemakaian Jilbab, SMAN 1 Banguntapan Banjir Karangan Bunga Dukungan dari Alumni

Sebelumnya nama SMAN 1 Banguntapan disorot khalayak usai mencuat dugaan pemaksaan pemakaian jilbab

Galih Priatmojo
Senin, 08 Agustus 2022 | 17:35 WIB
Jadi Sorotan Usai Kasus Pemaksaan Pemakaian Jilbab, SMAN 1 Banguntapan Banjir Karangan Bunga Dukungan dari Alumni
Karangan bunga dukungan untuk SMAN 1 Banguntapan usai disorot kasus pemaksaan pemakaian jilbab, Senin (8/8/2022). [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Usai geger soal pemaksaan pemakaian jilbab terhadap siswa oleh gurunya mencuat dalam beberapa hari terakhir, SMA N 1 Banguntapan Bantul mendapat sorotan berbagai pihak. Bahkan buntutnya, kepala sekolah dan juga beberapa orang guru dinonaktifkan oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X.

Dukungan dari berbagai pihak pun mengalir ke SMA yang terletak di Timur Laut Kota Bantul ini. Sejumlah ormas ataupun para alumni menyatakan dukungan tersebut. Dukungan diwujudkan dalam beberapa hal.

Karangan bunga tersebut bertuliskan di antaranya :

"Jalan-jalan ke Yogyakarta konon katanya kota pelajar susah payah baca belajar agar kelak menjadi pintar siswa SMA 1 Banguntapan tetap semangat berprestasi ya. Dari alumni kantin si Mak 99,".

Baca Juga:Buntut Kasus Pemaksaan Pemakaian Jilbab, Sri Sultan HB X: Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Dinonaktifkan

"Dari Kami tugas siswa gak susah kok rajin belajar hormati guru taat aturan agama berprestasi dan enggak suka bolos siswa smaba 1 bukan generasi slebew. Salam dari lulusan 99"

"Kalau belajar sampailah tamat itulah tandanya siswa yang hebat kepada guru mestilah hormat agar ilmu mudah didapat cah basket 99"

Berdasarkan keterangan dari Warno, salah satu petugas keamanan sekolah SMA N 1 Banguntapan, karangan bunga tersebut mulai berdatangan pukul 10.00 WIB. Karangan bunga tersebut sepertinya berasal dari alumni SMA N 1 Banguntapan.

"Datang terus, saya ndak tahu pengirimnya siapa wong saya masih baru di sini. Saya ndak hapal juga, tetapi kalau dari tulisan itu alumni SMA sini tahun 1999,"tutur dia.

Plt Humas SMA N 1 Banguntapan Sutrisna ketika ditemui membenarkan jika sejak peristiwa dugaan pemaksaan pemakaian Jilbab terhadap siswanya mencuat ke permukaan, dukungan terus mengalir ke SMA N 1 Banguntapan. Dan hari Senin ini muncul dukungan dari alumni SMA N 1 Banguntapan.

Baca Juga:Dipanggil ORI DIY Terkait Dugaan Pemaksaan Pemakaian Jilbab, Begini Keterangan Guru Agama SMAN 1 Banguntapan

"Itu dukungan moril ke kami sepertinya,"terang dia.

Sutrisna mengakui meskipun sekolah mereka mendapat sorotan dari berbagai pihak, namun tidak ada siswa yang mengeluhkan hambatan dalam belajar. Sejak peristiwa tersebut, tidak ada siswa yang mendapatkan sindiran atau hujatan karena bersekolah di SMA N 1 Banguntapan.

Sutrisna menandaskan jika iklim pembelajaran di SMA N 1 Banguntapan tetap kondusif dan berlangsung normal. Para guru tetap memberikan pembelajaran sesuai dengan hak yang harus diterima para siswa. Kegiatan ekstra kurikulerpun tetap berjalan normal. 

"Tidak ada yang terganggu. Semuanya berjalan seperti biasa,"tambahnya.

Sejak kepala sekolah dan tiga guru lainnya dinonaktifkan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, sampai saat ini belum ada penggantinya. Kendati demikian, penonaktifan mereka tidak mengganggu pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersebut.

Sebab, selama ini mereka yang dinonaktifkan memang tidak banyak terlibat dalam pembelajaran di sekolah tersebut. Apalagi, Kepala Sekolah tidak pernah mengajar dan 3 guru bimbingan konseling (BK) juga hanya mendampingi siswa saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak