SuaraJogja.id - Skuat Persiraja Banda Aceh, peserta tim Liga 2 musim 2022/2023 sempat mencuri perhatian netizen lantaran nilai skuatnya tak ubahnya seharga satu pemain Persib Bandung.
Tim berjuluk Laskar Rencong yang saat ini berlaga di Liga 2 di transfermarkt hanya memiliki nilai 2,17 miliar, dengan begitu ada yang mengklaim jika secara keseluruhan tim Persiraja Banda Aceh setara dengan satu pemain Persib Bandung yakni Bayu Fiqri.
Dengan begitu Persiraja Banda Aceh saat ini mencatatkan rekor sebagai tim peserta Liga 2 dengan nilai skuat termurah musim 2022-2023.
Namun,, kekuatan tim yang terdegradasi dari Liga 1 musim lalu itu tidak boleh dianggap remeh. Pasalnya bisa saja mereka secara mengejutkan menjelma tim yang kuat dan susah dikalahkan.
Baca Juga:LIB Beberkan Kronologi Batalnya Laga Persiraja vs PSMS Hingga Pembakaran Fasilitas Stadion
Bahkan kemungkinan untuk tembus ke babak 6 besar Liga 2 dan kembali promosi ke kompetisi teratas tanah air musim depan masih memungkinkan terjadi.
Terkait nilai skuat Persiraja Banda Aceh yang diklaim hanya seharga Bayu Fiqri di Persib Bandung mendapat banyak respon dari kalangan netizen.
"Kasih aja Bayu fikri ke Persiraja , lagian Persib ga butuh. Biar Bayu fikri jadi pemain termahal di persiraja," ungkap salah seorang netizen.
"Kasih'n padahl bnyk orng kaya di aceh tpi ga pada seneng mungkin investasi di bola...!! Minimal jngn smpai degradasi ke liga 3 aja.syukur" masuk lagi ke liga 1," ucap netizen yang lain.
"Skuat minimalis, semoga hasilnya fantastis. Kita tunggu di Liga 1, semoga tidak lagi serewel dulu," kata netizen lainnya.
"Persib aja yg harga pemain nya mahal malah kalah telak 1-5 dengan skuad PSM yg harga pemain nya jauh dibawah persib, liga dagelan ini ha rga pemain, tidak menjamin juara... Banyak faktor X nya," ucap netizen satunya.
"Anda tau hazart...harganya jauh di banding seluruh pemain liga satu... Tp manfaat nya apa...???? " Sindir netizen lain.
"Mereka adalah talenta muda terbaik dari Aceh, mudah-mdahan mereka mampu menunjukkan kualitas nya," ungap netizen lainnya.
Kontributor : Moh. Afaf El Kurnia