Kota Yogyakarta Darurat Air Bersih: Ikan Wader Hilang, Sumur Warga Tercemar E-Coli

DLH Kota Yogyakarta membeberkan kualitas air di wilayahnya sangat buruk

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 22 September 2022 | 12:54 WIB
Kota Yogyakarta Darurat Air Bersih: Ikan Wader Hilang, Sumur Warga Tercemar E-Coli
ilustrasi pencemaran sungai. [Iqbal Asaputra / Suarajogja.id]

Pengolahan paling sederhana dan mudah adalah dengan metode perebusan. Air yang diambil dan akan dikonsumsi harus direbus dulu hingga mendidih minimal selama 3 menit.

"Jadi setelah mendidih kompornya jangan dimatikan dulu tapi dikecilkan dalam kondisi wadah yang tertutup dibiarkan tetap mendidih 3 menit. Setelah itu baru apinya dimatikan bisa digunakan, itu sudah aman," kata Wara.

Harapannya dengan mendidih 3 menit, bakteri-bakteri patogen atau bakteri-bakteri yang biasanya menyebabkan penyakit itu sudah mati atau sudah dipastikan mati. Namun kalau kurang dari itu dimungkinkan ada bakteri yang masih hidup.

Sebab ada bakteri yang tahan panas sehingga dikhawatirkan bakteri itu belum mati. Hanya 'pingsan' saat suhu panas namun setelah suhunya menurun bakter itu akan bangkit kembali dan itu bisa berpotensi menimbulkan sakit.

Baca Juga:Peringati Hari Perhubungan Nasional, Dishub Kota Yogyakarta Bersihkan Rambu Lalu Lintas dari Aksi Vandal

"Jadi ya masih bisa dengan treatment yang paling mudah itu dengan secara fisik dengan pemanasan itu tadi perebusan secara mendidih," tegasnya.

Ada pula treatment atau penanganan secara kimia dengan klorinasi. Dalam metode ini air dipaparkan dengan klorin atau bahasa awam dikenal dengan kaporit dengan dosis yang sesuai.

Hal itu akan berfungsi untuk membunuh bakteri yang ada di dalam air sehingga setelah itu baru bisa digunakan.

"Cuma kalau dengan klorinasi biasanya masyarakat kita masyarakat Kota Jogja atau Jawa itu kata mereka, 'wah mambu kaporit' jadi kadang-kadang itu kata mereka mengubah rasa itu," ungkapnya.

"Padahal sebenarnya treatment klorinasi ini yang digunakan oleh PDAM. Itu mengapa air PDAM berbau kaporit itu memang treatment-nya sebelum dialirkan didistribusikan ke masyarakat mereka melakukan pengolahan dulu dari air bakunya. Diolah menggunakan klorinasi dengan kadar yang sesuai sehingga bakterinya dipastikan mati. Kemudian baru dialirkan ke masyarakat," sambungnya.

Baca Juga:BLT Kompensasi Kenaikan Harga BBM di Kota Yogyakarta Mulai Disalurkan, Dipusatkan di Tiga Kantor Pos Ini

Walaupun begitu, kata Wara, air PDAM yang sudah diklorinasi tetap harus diolah dulu sebelum dikonsumsi. Pengolahannya tetap sama yakni dengan perebusan tadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak