"[Riasan] Jogja pilihannya ada dua, paes ageng atau jogja putri. Kita lihat, mana yang akan dipakai mba Erina, semuanya bagus," ucapnya.
Ketika prosesi panggih, pakaian dan rias ala tradisi adat Jogja juga akan tetap menjadi pilihan terdepan.
"Jadi kalau persiapan mba Erina sendiri sudah klir semua. Busananya juga sudah ter-detect, terus tinggal mau paes jogja putri atau paes ageng. Karena kan banyak pertimbangan, seneng ini, seneng itu," ucapnya.
Perbedaan antara paes ageng dan paes putri menurut Dani, yakni kalau paes ageng untuk tata rambut akan dikucir sampai plontos, kemudian menggunakan prada emas di area dahi. Sehingga nampak garis-garis jelas.
"Tapi kalau yang jogja putri paesnya sama pola bentuknya sama, tapi pakai sunggar, ada sasakan rambutnya itu. Tidak diberi prada. Pada [wajah] mbak Erina, mau jogja putri bagus, paes ageng bagus," tuturnya.
Sementara itu saat ini, menurut Dani, Erina sedang berada di rumah, menjalani tradisi semacam pingitan.
"Hanya tidak terhindarkan kalau era sekarang itu ya mau dipingit benar-benar sampai tidak bisa ke mana-mana, itu tidak mungkin. Tetapi tetap sudah didampingi keluarga, segala sesuatu agenda beliau selalu dalam pantauan," sebutnya lagi.
Untuk diketahui, tradisi adat-adat khas Jawa yang akan dilangsungkan di rumah Erina, selain siraman, yakni pemasangan bleketepe, kemudian cetik gendang sepisanan yang menandai hajat menantu pertama, midodareni.
"Pengantin putra juga akan hadir, mas Kaesang nyantrik di sini. Sebagai bagian dari midodareni," terangnya.
Baca Juga:Kaesang Pangarep - Erina Gudono Saling Ucap Perpisahan, Ini Asal Muasal Tradisi Pingit Sebelum Nikah
Kontributor : Uli Febriarni