SuaraJogja.id - Dinding buk renteng atau yang juga disebut dengan selokan Van der Wijck, jadi korban tindakan vandal sejumlah pelajar. Dinding putihnya terlihat terkotori dengan tulisan 'SMG 55Th'.
Dinding kanal yang berada di perbatasan Kapanewon Minggir dan Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, dicorat-coret oleh sekumpulan pelajar pada Rabu (18/1/2023) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
Lurah Banyurejo, Saparjo mengatakan, ia sudah mengetahui adanya coretan 'hbd SMG' di dinding kanal.
Selanjutnya, mengetahui ada coretan di dinding bangunan cagar budaya peninggalan penjajahan Belanda tersebut, komunitas pecinta cagar budaya (PCB) langsung bergerak.
Baca Juga:Anggota Polri dengan Pangkat Aipda Lakukan Vandalisme di Markas Polres Luwu: Sarang Pungli!
Mereka mengumumkan kondisi dinding buk renteng ke media sosial dan meminta pelaku segera beritikad baik menghubungi narahubung dari PCB.
Namun, diduga malu kelakuannya terlanjur viral, pelaku datang diam-diam ke lokasi pada Kamis dinihari. Mereka ingin mengecat ulang dinding itu, sebagai upaya meninggalkan jejak.
"PCB akhirnya menemukan para pelaku, para pelaku ini mereka tidak menghubungi langsung mau ngecat," terangnya, kala dihubungi pada Sabtu (21/1/2023).
Selanjutnya, pelaku yang berjumlah tujuh orang itu diundang ke sekolah masing-masing. Termasuk orangtua yang bersangkutan.
Selanjutnya, pada Kamis (19/1/2023) sekitar pukul 13.00 WIB, dilanjutkan pertamuan di kantor Kalurahan Banyurejo hingga didapati kesepakatan. Bahwa tujuh pelaku bertanggungjawab mengecat ulang dinding kanal yang mereka kotori.
Baca Juga:Pemkot Bandung Sibuk Urusi Vandalisme
Tujuh orang pelaku vandal keseluruhannya merupakan pelajar. Lima orang dari satu Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sama; stu orang adalah siswa SMA yang berbeda; satu lainnya pelajar Sekolah Menengah Pertama.
Pelaku bukanlah warga setempat, melainkan dari luar wilayah Kalurahan Banyurejo.
Pihaknya mengaku, di wilayah Padukuhan Tangisan, Kalurahan Banyurejo sudah ada komitmen bersama di tengah masyarakat setempat untuk menjaga buk renteng.
Telebih sudah terbentuk komunitas PCB di sana, mereka yang selalu menjaga dan mencari tahu siapa saja pelaku perusakan bahkan corat-coret di cagar budaya buk renteng.
"Tapi memang kami tidak menempuh jalur hukum. Meminta anak-anak itu untuk mengecat sebagai pelajar agar ada efek jera," tuturnya.
"Itu [yang mengecat] memang harus anaknya sendiri. Saya tidak mau dibayarkan orang lain. Kalau orangtua ikut [mengecat] silakan, tapi anaknya sendiri harus ikut ngecat," tegasnya.
Selama pelaksanaan pengecatan ulang, warga setempat turut menjaga situasi dan kondisi, memastikan agar tidak terjadi main hakim sendiri atau tindak anarkis kepada para pelaku.
Saparjo masih belum mengetahui jadwal pasti pengecatan ulang akan dilaksanakan. Hanya saja telah dipastikan, tujuh pelajar tadi akan bertanggungjawab memutihkan ulang dinding yang sudah mereka toreh coretan vandal.
Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Edy Winarya membenarkan sudah ada Satgas Vandalisme yang terdiri dari warga sekitar buk renteng.
Terkait coretan vandal di dinding kanal Van der Wijck, Dinas Kebudayaan sudah berkomunikasi dan berkoordinasi untuk penghapusan.
"Pelaku sudah ditangkap, segera kami tindaklanjuti," kata dia.
Kontributor : Uli Febriarni