SuaraJogja.id - Inovasi dari barang-barang bekas terus berkembang di Kota Yogyakarta. Kali ini datang dari warga Gedongkiwo khususnya Bank Sampah Pa-Q-One Art Production.
Mereka berinovasi dengan menggunakan tumpukan sandal jepit yang sudah rusak dan tak terpakai lagi. Dari tangan kreatif warganya sandal jepit yang dianggap sudah tak ternilai itu dapat diubah menjadi boneka anime atau mainan yang dapat menghasilkan cuan.
Konsep pemanfaatan barang bekas ini terbilang masih cukup jarang dilakukan di bank-bank sampah yang ada di Kota Yogyakarta. Sebab tak sedikit yang menggunakan bank sampah sebagai tempat untuk menjual dan menabung barang bekas yang bisa didaur ulang dan bisa dimanfaatkan.
"Kami lebih pada memanfaatkan barang, salah satunya sandal jepit. Bahkan bisa dicari di Kota Yogyakarta belum ada kreativitas dan inovasi seperti kami saat ini, ini menjadi fokus kami. Karena masih banyak sampah seperti itu yang terbuang dan tidak dimanfaatkan," kata Direktur Bank Sampah Pa-Q-One Art Production Widhyarprincessiastuty, Minggu (7/5/2023).
Baca Juga:Tersulut Emosi Akibat Orang Tua Diejek, Remaja di Kota Jogja Nekat Bacok Teman Sendiri
Essy sapaan akrabnya menyebut bahwa ide itu sudah muncul sejak 2017 silam. Berbarengan dengan dibukanya pula bank sampah Pa-Q-One Art Production.
Warga memang tetap bisa menabung barang bekas yang masih layak untuk dikumpulkan di bank sampah itu. Lebih dari itu, pihaknya juga memberikan layanan workshop atau sosialisasi bagi warga yang ingin belajar membuat karya seni dari sandal jepit bekas.
"Beberapa tahun terakhir kami rutin melakukan workshop atau pelatihan membuat karya dari sandal bekas, terutama fokus kami terhadap anak-anak," ujarnya.
Essy berharap anak-anak dapat lebih mengerti dalam membuat karya dari barang bekas. Sehingga ke depan lahir bibit-bibit unggul yang ada di Kampung Gedongkiwo terutama untuk pemanfaatan barang bekas seperti sandal jepit.
Sementara itu, Seksi Pengembangan Bank Sampah Pa-Q-One Art Production Budi Anggoro mengungkapkan bahwa ide awal kreasi dari sandal jepit bekas ini berdasarkan banyaknya temuan barang bekas di sungai-sungai yang ada di Kota Yogyakarta, tak terkecuali sandal jepit.
Baca Juga:6 Kafe Pinggir Rel Kereta Api di Jogja, Nongkrong Jadi Makin Seru
"Berawal dari sandal jepit bekas tidak laku dijual dan banyak ditemukan di sungai-sungai termasuk di Sungai Winongo. Ditambah dari kami suka karakter anime atau cosplay serta etnik maka kita coba buat. Basic kami juga tidak ada seni ukir tapi karena suka melihat film jadi mencoba dan bisa," terang Budi.
Ia mengakui stok bahan yang tersedia di bank sampah tidak terlalu melimpah. Kendati demikian pemesanan malah terus meningkat dari hari ke hari.
Pembuatan sendiri akan menyesuaikan bahan bekas yang ada dan ide dari pembuatnya. Sandal jepit bekas lebih dipilih ketimbang kayu karena tekstur yang lebih mudah dibentuk.
"Untuk prosesnya, kita lihat bentuknya dulu. Kita bukan recycle tapi upcycle dimana bentuk yang sudah ada kita jadikan bentuk yang baru," tuturnya.
Disampaikan Budi, waktu pembuatan sendiri akan menyesuaikan kerumitan karya. Estimasi pembuatan sendiri dari mulai 3 jam yang berdiameter kecil hingga berbulan-bulan untuk karya yang rumit dan besar.
Sedangkan untuk harga sendiri berkisar dari mulai Rp40-400 ribu. Kembali tergantung kepada tingkat kesulitan karya yang dihasilkan.
Dalam kesempatan ini Budi turut mengajak warga Kota Yogyakarta untuk semakin membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Termasuk untuk memilah sampah agar dapat digunakan bahkan bernilai tinggi.
Jika tertarik dengan karya-karya dari sandal bekas ini bisa langsung berkunjung ke Bank Sampah Pa-Q-One Art Production yang berada di Jalan Gedongkiwo MJ 1/1031, Kelurahan Gedongkiwo, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta.