Hal yang sama juga dialami oleh 400 pemulung yang setiap hari berada di TPST Piyungan. Mereka tak tahu lagi dari mana mencari uang untuk menghidupi keluarganya. Tak hanya itu, mereka bertambah bingung karena masih harus mengangsur pinjaman di bank, koperasi ataupun rentenir.
"Kemarin banyak yang Ngajukan utang ke bank. Untuk bayar sekolah, kalau TPST ditutup terus dapat uang dari mana,"kata Koordinator Pemulung TPST Piyungan Maryono.
Tak hanya itu, dia juga mengaku kebingungan dengan nasib sapi-sapi yang biasa berkeliaran dan memakan sampah-sampah organik di TPST tersebut. Karena sapi-sapi ini bakal kekurangan pangan karena pasokan sampah terhenti.
Maryono mengaku meskipun ditutup, namun dia dan kawan-kawannya tetap bakal mengais sampah yang ada di TPST itu. Berapapun hasilnya yang penting mereka masih tetap bisa makan untuk menyambung hidup.
Baca Juga:TPST Piyungan Kembali Ditutup, Sampah di Kota Jogja Membludak
Kontributor : Julianto