SuaraJogja.id - Bupati Sleman Kustini menyebut gerakan pilah sampah dari rumah tangga sudah banyak dilakukan masyarakat. Hal itu dilihat dari volume sampah harian di Bumi Sembada yang sudah berkurang hampir 50 ton.
"Mulai akhir Juni kemarin volume sampah harian kita turun dari 300-an ton per hari menjadi 254 ton per hari dan saya yakin sekarang lebih turun lagi. Ini berarti sudah banyak yang melakukan (pilah sampah) dan mulai efektif," ucap Kustini dikutip Jumat (1/9/2023).
Gerakan pilah sampah dari rumah tangga sendiri mulai kembali gencar disosialisasikan sejak adanya wacana penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan bergulir pasa sejak Februari lalu. Salah satunya dengan menerbitkan Surat Edaran (SE) Bupati Sleman.
Selain itu, gerakan pilah sampah ini juga disosialisasikan hingga tingkat bawah. Tujuannya untuk mengajak masyarakat untuk peduli dan menekan produksi sampah.
Baca Juga:Pemkab Sleman Lakukan Perubahan Legalitas Terhadap Tanah Kas Desa di Wilayahnya
Disampaikan Kustini, pihaknya juga tak lantas berdiam diri selama penutupan TPA Piyungan. Pemkab Sleman sendiri diketahui sudah membuat tempat penampungan sampah sementara (TPSS) di Tamanmartani.
"Edukasi terus kita lakukan salah satunya dengan mengurangi sampah. Setelah itu kita tekankan agar sampah itu dipilah agar lebih mudah diolah. Sehingga sampah yang tidak bisa diolah yang dibawa ke tempat penampungan sementara itu bisa berkurang cukup banyak," paparnya.
Diungkapkan Kustini, ke depan bakal dibentuk satuan tugas (satgas) untuk menangani persoalan sampah di Sleman. Kendati demikian, pihaknya tetap mendorong penanganan sampah bisa dapat diselesaikan di tingkat Kalurahan.
"Rencana [membentuk satgas penanganan sampah] itu ada, karena kita juga belajar dari keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 dengan dibentuknya satgas," ungkapnya.
"Namun kita juga dorong kalurahan untuk membantu mengolah sampah lewat bumkal [badan usaha kalurahan] seperti di Pandowoharjo dan Sinduadi. Ke depan kita akan menjajaki kerja sama dengan swasta untuk mengelola sampah," imbuhnya.
Terkait TPSS Tamanmartani yang kemudian hanya mampu menampung sampah hingga 5 September 2023 mendatang. Kustini menyebut sudah mulai mencari lokasi baru.
- 1
- 2