Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Dunia, Dishub DIY Tekan Emisi di Kawasan Sumbu Filosofi

Kajian mengenai kendaraan-kendaraan yang kemudian boleh melintasi kawasan Malioboro itu pun sudah dilakukan.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 24 September 2023 | 17:20 WIB
Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Dunia, Dishub DIY Tekan Emisi di Kawasan Sumbu Filosofi
Tugu Pal Putih Yogyakarta (unsplash.com/@anggakrnwan)

SuaraJogja.id - Dinas Perhubungan DIY terus berupaya untuk semakin menekan emisi karbon di kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta. Hal ini sejalan dengan penetapan kawasan tersebut oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Kepala Dishub DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti menuturkan sebenarnya program untuk itu sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Termasuk dengan uji coba pedestrian pada jam 18.00-21.00 WIB.

Namun ke depan, kata Made, program tersebut akan diproyeksikan lebih luas lagi. Termasuk untuk menjadikan kawasan Malioboro menjadi sepenuhnya pedestrian.

"Rencananya 2025 atau 2026 itu tergantung penyiapan itu sudah pedestrian full. Berarti menekan kendaraan bermotor untuk melintas di kawasan Malioboro termasuk nanti mengoptimalkan angkutan umum dan kendaraan tradisional," ujar Made, Minggu (24/9/2023).

Baca Juga:Relokasi Warga Jeron Beteng Demi Sumbu Filosofi, Sri Sultan HB X Pastikan Berikan Bebungah

Sumbu filosofi Yogyakarta sendiri menghubungkan antara Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta serta Tugu Yogyakarta. Untuk pedestrian penuh sendidi baru akan diterapkan dalam segmentasi kawasan Malioboro.

"Memang sumbu filosofi itu dari Panggung Krapyak sampai dengan Tugu, tapi kami masih mengambil untuk segmentasi yang ada di kawasan Malioboro," ungkapnya.

Kajian mengenai kendaraan-kendaraan yang kemudian boleh melintasi kawasan Malioboro itu pun sudah dilakukan. Kendaraan umum seperti bus Transjogja dengan tenaga listrik pun akan dioptimalkan.

Termasuk dengan pemanfaatan transportasi tradisional lain. Mulai dari becak kayuh, andong hingga sepeda yang bertujuan untuk mendukung kawasan sumbu filosofi yang rendah emisi.

Koordinasi dengan lintas sektor juga terus dilakukan mulai sejak beberapa waktu lalu. Mengingat penataan kawasan itu tak hanya melibatkan sektor transportasi saja melainkan sektor ekonomi lain.

Baca Juga:Sempat Khawatir Diprotes Negara Lain, Sumbu Filosofi Jadi Warisan Budaya Dunia

"Penataan itu kan bukan hanya persoalan transportasi tapi juga aktivitas ekonomi yang ada di sekelilingnya, termasuk juga kantong-kantong parkir yang nantinya disediakan," kata dia.

Diketahui upaya menekan polusi udara dan kemacetan di kawasan sumbu filosofi ini sudah masuk dalam rencana pengelolaan yang telah disusun Pemda DIY. Sebagai salah satu syarat pengajuan warisan budaya dunia ke UNESCO.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak