Kurang Tenaga Terampil, Menteri Bappenas Sebut PDB Indonesia di Bawah 20 Persen

Menurut Suharso, peran penting perguruan tinggi (PT) sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil.

Galih Priatmojo
Rabu, 27 September 2023 | 10:34 WIB
Kurang Tenaga Terampil, Menteri Bappenas Sebut PDB Indonesia di Bawah 20 Persen
Menteri PPN RI, Suharso Monoarfa menyampaikan tentang tenaga terampil di UGM Yogyakarta, Selasa (26/09/2023). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id -  Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) RI, Suharso Monoarfa menyatakan, Indonesia saat ini kekurangan tenaga terampil dan ahli di bidangnya. Persoalan ini mengakibatkan kontribusi industri manufaktur pada Produk Domestik Bruto (PDB) masih dibawah angka 20 persen.

"Kita kekurangan tenaga kerja terampil. Kontribusi industri manufaktur pada PDB kurang dari 20 persen," papar Suharso di UGM Yogyakarta, Selasa (26/09/2023).

Menurut Suharso, peran penting perguruan tinggi (PT) sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil. Karenanya Kementerian tersebut mendukung upaya dari pihak kampus melakukan pengembangan pendidikan vokasi.

Sebab pendidikan vokasi tidak menitikberatkan pada penguasaan ilmu pengetahuan secara teoritis. Lulusannya dididik terampil dalam menerapkan ilmu tersebut di lapangan.

Baca Juga:Tak Ada Tunjangan Lagi, Skema Gaji PNS Bakal Diubah

"Kemampuan itu ada pada peserta didik karena dia dengan mudah berkecimpung dalam praktek di masyarakat," tandasnya.

Suharso menambahkan, untuk menyongsong Indonesia Emas tahun 2045, Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan terampil dalam bidangnya. Karenanya pembukaan program studi (prodi) manajemen risiko infrastruktur publik bisa jadi salah satu alternatifnya.

"Kami nantinya punya inisiasi dan dukungan agar industri besar kelas dunia yang punya pengalaman dalam vokasi dan advance untuk memperkuat pendidikan sekolah vokasi ini,” jelasnya.

Sementara Dekan Sekolah Vokasi UGM, Agus Maryono, mengungkapkan pengembangan pendidikan vokasional yang dilakukan oleh SV UGM dilakukan dalam rangka ikut mendukung Indonesia Emas 2045. Sekolah itu memiliki 22 prodi Sarjana Terapan dengan 6.204 mahasiswa dan  342 tenaga pendidik.

“Kita ingin menyokong pendidikan vokasi sebagai pusat pengembangan vokasional di Indonesia," imbuhnya.

Baca Juga:Gegara Perubahan Iklim RI Bisa Tekor Rp544 Triliun, Bappenas: Kita Menghadapi Krisis Planet Ganda

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak