Meskipun tidak secara langsung tapi hal itu berkontribusi secara disinsentif dalam mengurangi personanya. Sehingga berkontribusi pada gestur secara negatif disinsentif.
"Selain soal cenderung kaku, jawaban-jawaban sangat politisi karena dia memang ketua umum partai cukup lama, tidak memegang kursi eksekutif. Sementara Gibran dan Mahfud memang ketika masih running sekarang debat pun mereka masih berkomunikasi dengan urusan pekerjaan eksekutif masing-masing," ujarnya.
"Meskipun Mahfud juga lumayan tapi masih cenderung kaku mungkin dia bisa artikulatif seperti yang dilakukan Gibran," imbuhnya.
Secara umum, Arya menyatakan bahwa performa Gibran yang cukup dominan dan agresif ketika berdebat cukup mengejutkan beberapa pihak. Mengingat persona itu tidak ditunjukkan saat ia bertemu dengan media selama ini.
Sementara dua cawapres lain Cak Imin dan Mahfud MD yang membawa ekspektasi besar publik justru cukup banyak terpleset dalam beberapa hal.
"Jadi secara overall semua bisa merespon cuman memang yang cukup lancar merespon dengan kepercayaan diri yang lumayan tinggi memang Gibran, dia keluar podium berjalan ke kanan ke kiri ke depan. Kemudian Cak Imin berakhir dengan teks dan Mahfud MD berakhir dengan teks, dan Gibran suka tidak suka membayar lunas persepsi publik soal dia yang irit bicara dan akan kesulitan ternyata dia justru mempunyai performa cukup lumayan dibandingkan dua yang lain," pungkasnya.