Pada 2 Maret 2024, S pun mengalami demam, sakit kepala, dan gatal di sekitar wajah hingga bengkak berair. Dia pund dilarikan ke RSUD Prambanan. Sang istri yang menunggunya pun ternyata kemudian mengalami gejala sama.
Kejadian terus terjadi saat 7 Maret 2024, lanjut Pembajun, muncul laporan adanya seekor sapi dan dua kambing milik S mati mendadak.
"Setelah itu, banyak warga sekitar yang mengalami gejala panas dan muntah. Kemudian hasil PE tanggal 8 Maret 2024, total 23 orang dilakukan pemeriksaan dengan 16 orang tidak bergejala dan 7 orang bergejala," jelasnya.
Pembajun menambahkan, pada 9 Maret 2024 Puskesmas Gedangsari 2 melaporkan sebanyak 30 orang warga Padukuhan Kayoman dilakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan, diketahui sebanyak 20 orang tidak bergejala sementara 10 lainnya bergejala.
Baca Juga:Lagi, Dugaan Warga Terpapar Antraks Muncul Di Gunungkidul
"Diambil sampel kemudian yang tidak bergejala diberikan profilaksis, kepada yang bergejala diberikan amoksilin dan ciprofloxacin. Sampel dikirim untuk pemeriksaan," ungkapnya.
Pembajun berharap ada kerjasama semua sektor untuk memutus mata rantai penyebaran Antraks. Terutama di wilayah Gunungkidul yang kerap terjadi.
"Kami berharap pemerintah daerah dan OPD terkait untuk waspada dan lebih melakukan banyak edukasi karena mau hari raya, dan tidak lama berselang akan ada momen Idul Adha," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga:Jelang Ramadan Perguruan Tinggi Rawan Sogokan, L2Dikti DIY Tegaskan Kampus Tolak Gratifikasi