SuaraJogja.id - Kasus dokter gadungan Elwizan Aminudin alias Amin telah memasuk ke meja hijau. Perkara ini disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Sleman.
Humas PN Sleman, Cahyono menuturkan sidang perdana perkara tersebut yakni agenda pembacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah dilaksanakan pada 3 April 2024 pekan lalu. Persidangan dipimpin oleh hakim ketua Agung Nugroho dan hakim anggota Edy Antono serta Hernawan.
"Pembacaan dakwaan dilaksanakan minggu yang lalu. Hari ini pemeriksaan saksi," kata Cahyono dikonfirmasi, Selasa (23/4/2024).
Berdasarkan dakwaan yang disampaikan JPU, Elwizan diketahui berperan sebagai dokter gadungan di sejumlah klub bola sejak tahun 2013 silam. Aksinya berlanjut hingga tahun 2021 kemarin hingga akhirnya terungkap.
Baca Juga:Buron Selama 3 Tahun, Dokter Gadungan yang Pernah Bertugas di PSS Sleman Akhirnya Tertangkap
Pada tahun 2015, terdakwa membuat ijazah dokter palsu dari Universitas Syiah Kuala dengan No.Ijazah dokter 2329.9/1349/FK/2010 An Elwizan Aminudin Nim. 0707101029878. Ijazah itu dibuat dengan manual oleh terdakwa memanfaatkan bahan yang didapat dari internet.
Diungkapkan di dalam dakwaan tersebut, terdakwa Elwizan tak pernah belajar di bidang ilmu kesehatan atau kedokteran Universitas Syiah Kuala Darusalam. Ijazah palsu itu dibuat agar yang bersangkutan bisa bekerja sebagai dokter di klub sepakbola.
Klub Madura United menjadi tim pertama yang didatangi oleh Elwizan tepatnya pada 2016 silam. Ijazah dokter palsu yang dibuat sendiri itu dilampirkan sebagai salah satu persyaratan sebelum diterima untuk bekerja di sana.
Setelah berpindah-pindah klub, kemudian terdakwa Elwizan merapat ke PSS Sleman pada Februari 2020. Terdakwa mendapat gaji yang lumayan besar selama berada di klub berjuluk Super Elang Jawa (Elja) tersebut.
Setidaknya pada medio Maret hingga Desember 2020, terdakwa mengantongi gaji Rp15 juta. Kemudian meningkat pada medio Maret hingga Oktober 2021 yakni mencapai Rp25 juta.
Baca Juga:Dilimpahkan ke Kejari Sleman, Tiga dari Tujuh Tersangka Kasus Pengaturan Skor Ditahan
"Bahwa akibat perbuatan terdakwa maka PT PSS telah mengalami kerugian karena sudah memberikan upah/gaji kepada terdakwa dengan gaji kriteria sebagai dokter namun terdakwa bukanlah seorang dokter, yakni sebesar Rp 254.100.000 dan bonus dokter kepada terdakwa sebesar Rp 16.227.000 atau sekira sejumlah tersebut," terang dakwaan tersebut.