SuaraJogja.id - Hari Raya Idul Adha 2024 segera datang. Selain memastikan kesehatan hewan kurban, proses penyembelihan hewan kurban itu pun tidak boleh dikesampingkan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Juru Sembelih Halal (JULEHA) DIY, Cuk Tri Noviandi. Ia mengingatkan kepada para juru sembelih hewan kurban untuk mengenali beberapa potensi bahaya pada saat proses penyembelihan.
Beberapa hal masih sering terjadi dan menimbulkan risiko bagi pekerja penyembelih hewan kurban. Di antaranya tertendang sapi saat mengikat atau handling sapi, tersayat pisau, terhantam kepala saat sapi tiba-tiba bergerak hingga tertimpa hook atau pisau yang jatuh dari atas.
Jika hal-hal itu tidak diperhatikan dengan seksama maka dapat berpotensi fatal bagi para juru sembelih. Sehingga diperlukan kecermatan dalam proses penyembelihannya.
Baca Juga:Stok Aman, Harga Sapi di Sleman Naik Rp2 Juta Jelang Idul Adha
"Potensi bahaya tersebut tidak akan terjadi jika petugas penyembelih sudah menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap," kata Cuk saat mengisi Pelatihan Penyembelihan Hewan dan Penanganan Daging Kurban Yang Higienis, di Auditorium Drh. R. Soepardjo Fakultas Peternakan, Selasa (4/6/2024).
Dosen Fakultas Peternakan UGM ini menambahkan potensi bahaya tersebut bisa diantisipasi dan dikurangi dampaknya. Oleh sebab itu, pihaknya berharap agar para petugas yang terlibat dalam proses penyembelihan perlu mengikuti pelatihan.
Selain itu, para juru sembelih juga harus memahami Standard Operational Procedures (SOP) mengenai penyembelihan. Serta tidak mengabaikan pentingnya mengenakan APD.
"Alat pelindung diri bukan untuk mencegah kecelakaan namun hanya sekedar mengurangi efek atau keparahan kecelakaan," tegasnya.
Sementara itu Nanung Danar Dono selaku Wakil Ketua Halal Center UGM, mengingatkan hewan kurban harus terhindar dari stres sebelum disembelih. Ada beberapa syarat agar hewan kurban tersebut bebas dari stres.
Baca Juga:Harga Hewan Ternak Melonjak, Gunungkidul Kirim Belasan Ribu Sapi dan Kambing ke Luar Daerah
Dimulai dari pemilihan tempat penyembelihan yang hendaknya tenang dan tidak gaduh. Lalu mengistirahatkan ternak setelah perjalanan dan jangan sampai hewan kurban melihat darah dari temannya yang telah disembelih.
"Tempat penyembelihan hendaknya tenang, bersih, suci dari najis dan tidak gaduh," ujar Nanung.
Endy Triyannanto, dari Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging Fakultas Peternakan mengingatkan tentang pentingnya higienitas pengelolaan daging kurban. Hal ini guna mencegah penularan penyakit ketika dikonsumsi.
Ia menambahkan bahwa membekukan daging tidak membunuh bakteri melainkan hanya memperlambat pertumbuhan saja. Oleh karena itu, praktik penanganan yang baik tetap diperlukan.
"Jika daging sudah dipastikan aman dikonsumsi maka tentu akan mencegah penularan penyakit," pesan Endy.