SuaraJogja.id - Dihimpit makanan serba cepat dan instan, Lasirah masih tetap ulet dengan tahu gulingnya. Tetap mempertahankan ciri khas racikan tangan turun temurun, Tahu Guling Mbah Joyo Godean kini kian melegenda.
Mata berseri dengan senyum lebar, seorang perempuan tua berdiri di salah satu sudut Pasar Godean, Sleman. Ia menyambut hangat setiap pengunjung yang datang sekalipun hanya melewatinya.
"Monggo (silakan) pak, monggo bu," kata perempuan itu.
Pembeli tak begitu ramai saat itu, ia hanya berdiri di belakang gerobaknya yang mungkin lebih tua dari umurnya. Beberapa bungkus sudah tersedia di atas gerobak tersebut.
Baca Juga:Jejak Pungli di Lapas Cebongan: Polisi Kejar Pelaku Lain, Tersangka Bersikukuh Tak Bersalah
Menunggu kedatangan Presiden Jokowi yang berencana meresmikan revitalisasi Pasar Godean cukup membuat beberapa orang lapar.
"Setunggal nggih mbah (satu ya mbah), dimakan sini," kata seorang pelanggan.
Masih dengan cekatan, perempuan lanjut usia mempersiapkan semua yang dibutuhkan. Mulai dari mengambil piring, meracik bumbu, hingga memasukkan semua bahan dan menyajikannya.
"Kalau simbok (ibu) saya ya sejak 1942. Lalu saya dari 1985. Resep asli dari simbok dan bapak," kata Lasirah ditemui SuaraJogja.id di Pasar Godean, beberapa waktu lalu.
Perempuan berumur 72 tahun itu merupakan pewaris asli dari Joyo Sudiyono, seorang penjual tahu guling di Pasar Godean. Lapaknya kini lebih dikenal dengan nama Tahu Guling Mbah Joyo Godean.
Baca Juga:Laporkan Temuan Objek Diduga Cagar Budaya, Sejumlah Warga DIY dan Jateng Diberi Penghargaan
Dia merupakan generasi kedua yang mewarisi usaha turun temurun keluarganya sejak sebelum Indonesia merdeka. Lasirah sendiri mulai berjualan menggantikan sang ibu sejak 1985 silam.
Awalnya ia hanya membantu kedua orang tuanya untuk berjualan di pasar. Namun pengalaman bersama kedua orang tuanya itu lantas membuat Lasirah terus mewarisi kemampuan meracik tahu guling itu hingga saat ini.
Lapak Tahu Guling Mbah Joyo Godean berada di Pasar Godean. Namun semenjak revitalisasi total pada tahun 2023 lalu, lapaknya pindah ke lokasi sementara.
Mudah saja menemukan lapak Tahu Guling Mbah Joyo Godean, di los Pasar Godean sementara, lapak itu berada di tepian dan menghadap sisi Utara.
Namun saat acara peresmian gedung baru yang dihadiri Presiden Jokowi pada Rabu (28/8/2024) kemarin, Lasirah yang kini akrab disapa Mbah Joyo kembali lagi ke Pasar Godean. Belum menetap memang, setelah acara usai pun ia kembali lagi ke tempat sementara sampai menunggu semua sarana dan prasarana di Pasar Godean selesai.
"Kalau buka awal di Pasar Godean, di dalam pindah-pindah los. Kalau ini baru sementara kok, besok pindah ke sini (Pasar Godean) kalau sudah disuruh pindah, kalau sudah lengkap semua," ucapnya.
Resep Asli dan Alami
Tak afdal rasanya jika sudah bertemu sang legenda tapi tidak mencicipi racikannya. SuaraJogja.id pun memesan satu porsi tahu guling tersebut.
Rasa tidak bisa bohong. Rasa kuah kecapnya sangat gurih ditambah taburan bawang goreng yang menambah cita rasa. Potongan ketupat disajikan bersama kubis, seledri, taoge, tempe dan tahu melebur menjadi satu kesatuan yang nikmat ketika disantap.
Pelanggan bisa meminta langsung kepada Mbah Joyo terkait dengan tingkat kepedasan. Semakin pedas maka akan semakin banyak jumlah cabai rawit yang diuleg.
Mbah Joyo mengaku tetap mempertahankan resep tahu guling itu asli dan alami. Semua bahan-bahan yang disajikan di dalam sepiring tahu guling itu tidak menggunakan penyedap rasa apapun.
"Diuleg, bumbunya bawang mentah dan mateng. Kalau minta pedas ya tambah dikasih cabai, bisa minta seberapa pedas. Kalau untuk gurih kasih garam, tidak pakai micin atau pengawet,” tuturnya.
Mbah Joyo bilang resep itu merupakan warisan dari kedua orang tuanya sejak dahulu kala. Sehingga ia tak akan mengubah apapun dari resep itu.
Menurutnya kunci dari kenikmatan sepiring tahu guling itu berada pada bumbu siram yang terbuat dari kecap. Dia sendiri selaly menyediakan dua toples bumbu sirap, berisi rasa manis dan asin sebagai penyeimbang rasa.
"Kecap bikin sendiri dari gula aren, tidak pakai kecap botolan. Bumbunya ditambah jahe, serai, laos, jeruk purut. Dari dulu zaman simbok (ibu) masih sama, ya begini, gerobak ini juga sudah lama banget enggak pernah ganti," ujarnya.
Jadi Langganan Presiden Soeharto
Kenikmatan Tahu Guling Mbah Joyo Godean ini tidak diragukan lagi. Dibuktikan dengan pelanggannya yang tak hanya warga Godean saja tapi hingga Presiden RI ke-2 Soeharto.
Mbah Joyo mengatakan dulu saat masih menjabat Soeharto sering membeli tahu guling miliknya. Sang ajudan presiden waktu itu yang turun langsung memesan.
"Nggih, dulu Pak Harto Presiden sering (beli). Langganan kalau ada acara. Tahun 1993 kalau tidak salah, kemudian setelah tidak jadi presiden juga," ucapnya.
Bahkan Mbah Joyo pun sempat diundang ke kediaman Cendana untuk menyajikan tahu guling. Tak hanya sekali saja dia diundang tapi sudah beberapa kali.
"Dulu sempat diundang ke kediaman di Cendana saat ada hajatan, berapa kali ya, beberapa ya," kenangnya.
Harga Murah
Sempat menjadi langganan orang nomor satu di Indonesia tak lantas membuat Mbah Joyo aji mumpung menjajakan dagangannya. Dia tetap mematok harga yang terbilang murah untuk satu porsi tahu guling miliknya.
Bagaimana tidak, siapapun hanya perlu merogoh kocek Rp10 ribu saja untuk bisa menikmati sepiring tahu guling dengan racikan bumbu legendaris ini. Harga itu tak bertambah drastis dari dulu yang hanya Rp8 ribu.
"Wah kalau ibu dulu jual berapa enggak tau lupa tapi awal jualan ya masih Rp250 tahun 1985, naik jadi Rp300, Rp500 terus sekarang Rp10 ribu," ungkapnya.
Tahu Guling Mbah Joyo Godean buka setiap harinya mulai dari pagi hingga sore hari. Bagi yang penasaran menikmati sajian tahu guling legendaris ini bisa langsung mengeksplorasi Pasar Godean di Sleman.